Bagiku hal yang
paling menyedihkan dari sebuah kehilangan adalah kehilangan rumah. Sebab kehilangan
rumah bukan saja kehilangan tempat tinggal. Kehilangan rumah lebih kepada kehilangan
wadah untuk menjadi diri sendiri. Kehilangan kebebasan untuk berekspresi. Bagiku
blog ini adalah rumah kedua dari rumah yang berbentuk bangunan fisik. Ini adalah
‘rumah’ku dalam berekspresi. Disini aku bisa menjadi diriku sendiri. Menjadi sejatinya
diri tanpa ada perintah sana-sini, tanpa tendensi ini-itu, dan tanpa pretensi
sesiapa.
Gegara ingatanku
yang payah, beberapa bulan yang lalu aku kehilangan rumah mungilku ini. Aku sempat
lupa dengan ‘kunci’ rumah ini yang tersusun dalam bentuk kata. Dan parahnya ini
bukan kali pertama aku kehilangan ‘rumahku’. Beberapa akun yang kuabsahkan
sebagai rumahku akhirnya resmi dihuni laba-laba hanya karena aku tidak ingat
kata sandi untuk masuk ke akun tersebut. Berat buat ngikhlasinnya, karena
beberapa tulisan hilang begitu saja. Tak bisa lagi ‘diziarahi’. Beruntung, akun
ini bisa diselamatkan. Beruntung, pintu rumah blog ini masih bisa dibuka. So,
here I am. Kembali lagi ke dalam rumahku. Kembali lagi ke dalam moment2 yang
terkristalkan disana. Alhamdulillah.
So, welcome
back to me. Welcome back to you, my readers (halah :D). Do’akan ingatan saya
lebih tajam agar saya tak lagi kehilangan kunci. Do’akan pikiran saya lebih
tajam agar tulisan saya menjadi sesuatu yang kalian tunggu-tunggu. Haha. Once again,
welcome back dearest readers. And happy fifteenth, happy reading.. and also happy
writing..
Ucrit Violette