Sugeng ndalu pemirsa…
Aku baru aja pulang dari
pagelaran Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) yang ke-26. Setelah menyempatkan mampir
buat makan malam dulu sih sebenarnya. Hehe. Gila loh, FKY udah digelar sebanyak
usiaku. Ga main2 cah, FKY sama tuanya dengan aku. Wuih keren!! Walaupun aku ga tau
sih apakah pagelaran ini diadakan annually ataukah bukan. Tapi paling tidak
beberapa tahun belakangan ini, setahuku FKY memang hanya diadakan setiap
setahun sekali. So, jika memang benar begitu berarti FKY dan aku dilahirkan
pada tahun yang sama. Tahun dimana semuanya masih serba murah.
Malam ini adalah malam puncak
pagelaran FKY-26. Bisa dipastikan sebagai malam penutupan pagelaran ini akan rame
pengunjung. Terbukti jalanan menuju lokasi padat merayap. Dan memang selalu
begitu. Mesti sabar banget buat tiba dilokasi, bahkan untuk sekedar mencari
lokasi parkiran kosong dan nyaman aja susahnya minta ampun. Harus berebut
dengan para pengendara dan juga pengunjung lain. Bisa2 senggol bacok. Huft.
Tapi perjuangan buat tiba di lokasi pagelaran memang terbayar sempurna.
Aslinya aku ga terlalu
berekspektasi tinggi pada acara penutupan FKY-26 malam ini. Sedikit banyak aku
punya gambaran tentang acara sarat kesenian ini. Pasalnya beberapa tahun lalu
aku pernah menghadiri acara serupa. Dan kejadian malam ini dengan malam beberapa
tahun lalu itu tidak jauh berbeda. Venue dipastikan akan rame banget, bahkan untuk
melalui pintu masuk dan jalan berkeliling aja harus rela berdesakan dengan pengunjung
lain yang bejibun jumlahnya, belum lagi efek gerah dan pengap yang ditimbulkan
dari berdesak-berdesakan ini bisa bikin tungkai kaki cepat lelah, atau bahkan pusing
kepala mungkin.Tapi justru disitulah letak keistimewaan acara ini. Pengunjung
yang rame2 datang adalah mereka yang mencintai kota Yogyakarta beserta
keseniannya. Kalau boleh aku bilang mungkin inilah cara mereka mengapresiasi
karya2 seniman kota Yogyakarta dan sekitarnya. Barangkali beginilah cara mereka
menghadiahi sebuah apresiasi tinggi bagi kota berhati nyaman ini. Kota yang
mereka tinggali. Kota yang barangkali hanya mereka tumpangi untuk beberapa
waktu saja.
Pernah memang aku mengunjungi
acara FKY ini pada malam puncak penutupannya. Ga ingat tapi FKY yang keberapa.
Maklum udah tua. Haha.Tapi aku masih ingat betul dulu itu sebagai bintang
tamunya adalah musisi Yogyakarta favoritku, Sheila on 7. Waktu itu aku sengaja datang
ke FKY dan rela berdesak2an disana hanya untuk menonton mereka. Waktu itu aku
terhanyut dengan alunan musik terbaik mereka. (Dan memang akan selalu begitu.
Hehe) Walaupun saat itu sebenarnya aku hanya bisa mendengar merdu suara mas
Duta saja. Itu pun dari jauh. Sama sekali ga kelihatan wajah2 tampan mas2 musisiku
itu. Pengunjung yang udah kayak semut itu terpaksa bikin aku menyudut mencari
angle ternyamanku. Yang kata kekasih terdahuluku sih bilangnya dia ketemu aku
disudut itu. Haha. Tapi dia ga mau nyapa. Sombong dia. Tapi begitupun, meski
hanya menikamati Sheila on 7 dari jauh aku puas. Eh ga disangka, malam ini di
acara yang sama aku mendapat tempat yang jauh lebih baik. Syukur Alhamdulillah.
Jadi sebenarnya aku berkunjung ke
acara FKY-26 ini cuma iseng aja. Pengen liat2 aja dan ngebandingin apa
perbedaan pagelaran ini disetiap tahunnya. Datang berkunjung sebentar, kalau
udah capek dan bosan tinggal angkat kaki pulang. Itu sih niat awalku, tadinya. Tappiiiiii,
aku ceritain nih ya.
Aku datang kesana bersama seorang
temanku. Lelaki. Kita berangkat dari kosku setelah adzan Isya berkumandang.
Tepatnya 7:20 pm. Bisa dipastikan dong ya jalanan menuju kesananya kayak apa?
Macet total pemirsa. Kakiku bahkan sempat kesenggol motor tetangga saking
macetnya. Gegara yang mengendarai ga sabar sih lebih tepatnya. Huft. Untungnya
aku pake sepatu. Coba aja kalo aku pake sandal, hmmm… entah. Jadi kakiku ga kenapa2. Setelah beberapa menit
bermacet-macetan ria di jalan yang sama, akhirnya kita bisa keluar juga dari
jebakan macet itu. Tapi ternyata belum selesai sodara2, karena kita harus
berburu ruang parkir. Jadilah mata dan pandangan celingak-celinguk mencari
ruang kosong dihatimu. Eh?? Maksudnya mencari ruang kosong di parkiran. Beberapa
menit kemudian, dapatlah ruang parkir itu. Setelah markirin motor, kita
langsung buru2 jalan menuju venue. Pasalnya kita sudah datang terlambat. Takut
ga keburu. Waktu kira2 pukul 8 malam lebih.
Berjuang menuju pintu masuk persis
secepat langkah siput, keliling stand dengan langkah lamban dan hirupan oksigen
segar seadanya segera saja bikin kita berdua capek. Aslinya standnya ga bisa
benar2 dilihat saking banyaknya orang2 mampir disana. Sayangnya bukan untuk
berbelanja, tapi hanya untuk numpang berdiri demi mencuri-curi pandang ke stage
utama. Siapa yang sedang berdiri disana, pun sedang apa. Tapi percuma. Sejauh yang
bisa dilihat sih hanya kepala2 pengunjung lain. 4o menit disana dengan keadaan
seperti itu, temanku minta pulang. Ga betah. Oke, aku penuhi. Kita pun jalan
lagi, kali ini menuju yang sudah pasti, pintu keluar. Tapi dasar akunya bandel,
ditengah perjalanan menuju pintu keluar yang ternyata malah lebih dekat ke
panggung utama, aku memberhentikan diri. Mencoba mengulur waktu. Temanku mau ga
mau mengikuti. Berhenti. Hihi. Tapi keisenganku ternyata tidak bikin rugi.
Bertahan 15 menit di posisi
berdiri yang agak dekat dengan panggung utama, ternyata penyelenggara FKY
menghadirkan bintang tamu. Aku sama sekali ga kepikiran bakal ada seniman
pengisi acara di pagelaran malam penutupan FKY ini sama seperti penutupan FKY pada
saat diisi So7 dulu. Jadi sebenarnya aku berhenti disana ga tahu untuk apa. Ga
ngarepin bakalan ada seniman a.k.a artist yang berseliweran di tv. Harapanku
malah jauh lebih sederhana. Aku berharap bakal ada balon atau lampion yang diterbangkan
dalam jumlah massif ke udara. Setelah balon terbang tinggi, selesailah acara.
Aku bisa ringan melangkah pulang. Tapi ternyata lebih dari itu. Kira2 pukul 9:15
pm. Tungkai kaki yang capek disuguhi seniman yang lebih kepada musisi yaitu Jogja
Hip Hop Foundation. Mereka yang menggaungkan lagu tentang keistimewaan
Yogyakarta. Pun dengan bahasa Jawa. Sontaklah pengunjung mulai bergeliat. Suara
mulai gaduh dan bergemuruh. Acara ini menyajikan acara musik bagi
pengunjungnya. Resmi, pecahlah suara entah dengan jenis nada apa saja. Mereka
mempersembahkan beberapa lagu terbaik mereka yang kebanyakan atau malah
kesemuanya berbahasa Jawa. Itu kejutan pertama.
Ga berhenti disitu, ternyata
mereka (pihak penyelenggara) menyiapkan kejutan kedua. Mereka menghadirkan band
The Everyday. Single mereka yang paling hits adalah yang berjudul Kapan ke
Jogja Lagi. Lagu ini sangat easy listening di telingaku. Musiknya juga asik.
Ini adalah sebuah lagu yang menceritakan tentang keistimewaan kota Yogyakarta. Ya,
Yogya memang istimewa. Ga Cuma Kla Project aja yang nyiptain lagu tentang
Yogyakarta. Mereka kini punya peniru sebagai lapis regenerasi yang
mengistimewakan Yogyakarta. It’s great by the way. Salut!!!
Setelah band The Everyday
perform, aku kira inilah ujung dari pagelaran ini. Pasalnya waktu sudah
semiakin malam. Herannya para pengunjung belum banyak yang beranjak. Masih
betah berdiri di tempat masing2. Entah menunggu apa. Aku mendadak latah, jadi
nungguin juga. Temanku yang tadi ngajakin pulang udah ga kudengar lagi
rengekannya. Haha. Sudah lupa dia. Sampai-sampai host-nya kebingungan gimana “ngusir”
tetamu kebanggaan mereka ini. Tapi itu sih cuma akal2an mereka aja. Acara belum
mencapai puncaknya. Eh tahu ga host nya siapa? Mungkin yang bikin aku betah
berlama2 menahan lelah tungkai kaki adalah hostnya ini. Mereka adalah si Alit2
Jabang Bayi dan mas Gundi. Haha, tahu dong ya aku lebih condong ke siapa? Mas Gundi
yang mirip mas Pongki, lain tidak.
Acara belum selesai. Daaaaaan…
kejutan masih berlanjut pemirsa. 15-20 menit pasca The Everyday ke belakang
panggung, pengunjung masih setia berdiri aja. Selama itu pula beberapa orang
berseliweran menyentuh alat2 musik di atas panggung dengan lampu padam. Jadi
biar dikira acara beneran rampung. Pinter banget sih mereka itu? Padahal mereka
sedang check sound untuk satu penampilan musisi terakhir. Setelah rampung check
sound, akhirnya host ga mau bikin pengunjung eh penonton menunggu lebih lama
lagi. Mempersembahkanlah mereka musisi kebanggaan Yogyakarta, Shaggy Dog.
Inilah kejutan ketiga sekaligus kejutan puncak. Segera saja menonton pada
berdiri dan siap berdendang. Apalagi penyanyinya memerintahkan. Sampe2 banyak banget
orang yang manjat pembatas besi. Mereka persis disebelahku. Polisi dan panitia
terlihat kewalahan.
Aku pribadi sih ga terlalu
familiar dengan musikalitas Shaggy Dog, but I appreciate them. Beberapa lagu mereka
pernah terdengar di radio. Satu dua lagu mereka kudengar di ruang karaoke
karena dinyanyikan temanku. Hanya beberapa potongan bait saja yang bisa kuingat
dan kunyanyikan. Sisanya bungkam. Tapi malam ini, melihat mereka tampil live
untuk pertama kali seru juga. Back-up singer mereka juga keren. Semangat plus
pake goyang. Kuakui musik mereka keren, hanya saja itu bukan genreku. Jadilah
aku tidak terlalu menikmati. Padahal posisi tempatku berdiri jauh lebih
strategis daripada posisiku dulu sewaktu lihat mas2 So7. Malam ini aku bisa
melihat dengan jelas wajah mereka di panggung. Tapi sayangnya gegara tidak
pecinta music genre mereka, jadilah aku salah fokus. Ditepi panggung aku
melihat wajah imitasi mas Pongki. Dari tepi panggung kulihat dia bernyanyi
mengikuti alunan music Shaggy Dog. Pandanganku tak bisa beralih lagi. Haha. Padahal
beberapa hari lalu aku udah ketemu mas Pongki. Yang asli, bukan imitasi. Oh
damn, tetiba aku ingat aku punya utang untuk menuliskan meet and greetku dengan
mas Pongki. Bukan untuk sesiapa, lebih kepada menepati janji kepada diri sendiri.
Tapi kangen aja sama mas Pongki imitasi ini. Jadi ingat kebaikan dia dulu sewaktu
meet and greet with Dee. Semoga nanti bisa bertemu lagi sewaktu promo tour
novel terbaru mbak Dee. Amin.
Beberapa lagu dinyanyikan Shaggy
Dog dengan dibantu fans2 mereka, dibantu joged2 entah ala2 apa, akhirnya
tibalah waktunya mereka turun panggung. Ini adalah pertanda rangkaian acara
FKY-26 ini berakhir sudah. Tapi apa yang salah dengan harapan? Penonton
berharap ada kejutan tambahan. Bonus. Alhasil penonton tak kunjung beranjak
juga. Tak kunjung meninggalkan venue. Tetap setia pada harapan mereka. Mereka
manggil2 Shaggy Dog buat tampil lagi. Tapi nihil. Sampe2 panitia penyelenggara
kebingungan beneran “mengusir” tetamu kehormatan yang menyukseskan acara mereka
ini. Tapi kali ini beneran. Bukan sandiwara. Mereka sampe salah tingkah
mengapresiasi penonton malam ini. Berkali2 terimakasih dihaturkan, penonton tak
juga bergeming. Mereka bingung. Host yang udah turun panggung sedari tadi terpaksa
naik lagi mengingatkan acara beneran udah berakhir. Nyambung lagi Insya Allah
tahun depan. Mereka mengusir dengan cara ngingetin jam parkir yang hanya berlaku
sampai jam 11 malam aja. Padahal mereka ngomongin begitu aja udah jam sebelas
kurang 10 menitan. Tapi memang sih, aku aja yang ngeliat bingung sekaligus
geli, konon lagi mereka? Haha. Kok bisa ya penonton sampe “diusir” supaya
pulang? Mereka berdalih mereka capek, mereka butuh istirahat, mereka masih
harus briefing, mereka secepatnya harus bikin laporan pertanggungjawaban. Sampe2
mereka bawa2 para penjaga parkiran segala demi mengusir pengunjung setia. Bilang
kalau penjaga parkir sudah complain dengan rundown yang kemalaman. Beh, penonton
malam ini luar biasa. Bangga saya. So, sampai jumpa di FKY-27 tahun depan ya…
My Deep Appreciate
Ucrit Violette
So7 baru taun kemarin woy, FKY 25 tepatnya. Tua bgt sih lu :-P
ReplyDeleteIyaa dtggu janjimu nulis meet n great pongky :-D
Itu tepat sudah seminggu yang lalu. Dan... saya sudah lupa semuanya. :D
ReplyDelete