Wednesday, September 10, 2014

FKY-26

Sugeng ndalu pemirsa…

Aku baru aja pulang dari pagelaran Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) yang ke-26. Setelah menyempatkan mampir buat makan malam dulu sih sebenarnya. Hehe. Gila loh, FKY udah digelar sebanyak usiaku. Ga main2 cah, FKY sama tuanya dengan aku. Wuih keren!! Walaupun aku ga tau sih apakah pagelaran ini diadakan annually ataukah bukan. Tapi paling tidak beberapa tahun belakangan ini, setahuku FKY memang hanya diadakan setiap setahun sekali. So, jika memang benar begitu berarti FKY dan aku dilahirkan pada tahun yang sama. Tahun dimana semuanya masih serba murah.

Malam ini adalah malam puncak pagelaran FKY-26. Bisa dipastikan sebagai malam penutupan pagelaran ini akan rame pengunjung. Terbukti jalanan menuju lokasi padat merayap. Dan memang selalu begitu. Mesti sabar banget buat tiba dilokasi, bahkan untuk sekedar mencari lokasi parkiran kosong dan nyaman aja susahnya minta ampun. Harus berebut dengan para pengendara dan juga pengunjung lain. Bisa2 senggol bacok. Huft. Tapi perjuangan buat tiba di lokasi pagelaran memang terbayar sempurna. 

Aslinya aku ga terlalu berekspektasi tinggi pada acara penutupan FKY-26 malam ini. Sedikit banyak aku punya gambaran tentang acara sarat kesenian ini. Pasalnya beberapa tahun lalu aku pernah menghadiri acara serupa. Dan kejadian malam ini dengan malam beberapa tahun lalu itu tidak jauh berbeda. Venue dipastikan akan rame banget, bahkan untuk melalui pintu masuk dan jalan berkeliling aja harus rela berdesakan dengan pengunjung lain yang bejibun jumlahnya, belum lagi efek gerah dan pengap yang ditimbulkan dari berdesak-berdesakan ini bisa bikin tungkai kaki cepat lelah, atau bahkan pusing kepala mungkin.Tapi justru disitulah letak keistimewaan acara ini. Pengunjung yang rame2 datang adalah mereka yang mencintai kota Yogyakarta beserta keseniannya. Kalau boleh aku bilang mungkin inilah cara mereka mengapresiasi karya2 seniman kota Yogyakarta dan sekitarnya. Barangkali beginilah cara mereka menghadiahi sebuah apresiasi tinggi bagi kota berhati nyaman ini. Kota yang mereka tinggali. Kota yang barangkali hanya mereka tumpangi untuk beberapa waktu saja.

Pernah memang aku mengunjungi acara FKY ini pada malam puncak penutupannya. Ga ingat tapi FKY yang keberapa. Maklum udah tua. Haha.Tapi aku masih ingat betul dulu itu sebagai bintang tamunya adalah musisi Yogyakarta favoritku, Sheila on 7. Waktu itu aku sengaja datang ke FKY dan rela berdesak2an disana hanya untuk menonton mereka. Waktu itu aku terhanyut dengan alunan musik terbaik mereka. (Dan memang akan selalu begitu. Hehe) Walaupun saat itu sebenarnya aku hanya bisa mendengar merdu suara mas Duta saja. Itu pun dari jauh. Sama sekali ga kelihatan wajah2 tampan mas2 musisiku itu. Pengunjung yang udah kayak semut itu terpaksa bikin aku menyudut mencari angle ternyamanku. Yang kata kekasih terdahuluku sih bilangnya dia ketemu aku disudut itu. Haha. Tapi dia ga mau nyapa. Sombong dia. Tapi begitupun, meski hanya menikamati Sheila on 7 dari jauh aku puas. Eh ga disangka, malam ini di acara yang sama aku mendapat tempat yang jauh lebih baik. Syukur Alhamdulillah.

Jadi sebenarnya aku berkunjung ke acara FKY-26 ini cuma iseng aja. Pengen liat2 aja dan ngebandingin apa perbedaan pagelaran ini disetiap tahunnya. Datang berkunjung sebentar, kalau udah capek dan bosan tinggal angkat kaki pulang. Itu sih niat awalku, tadinya. Tappiiiiii, aku ceritain nih ya. 

Aku datang kesana bersama seorang temanku. Lelaki. Kita berangkat dari kosku setelah adzan Isya berkumandang. Tepatnya 7:20 pm. Bisa dipastikan dong ya jalanan menuju kesananya kayak apa? Macet total pemirsa. Kakiku bahkan sempat kesenggol motor tetangga saking macetnya. Gegara yang mengendarai ga sabar sih lebih tepatnya. Huft. Untungnya aku pake sepatu. Coba aja kalo aku pake sandal, hmmm… entah.  Jadi kakiku ga kenapa2. Setelah beberapa menit bermacet-macetan ria di jalan yang sama, akhirnya kita bisa keluar juga dari jebakan macet itu. Tapi ternyata belum selesai sodara2, karena kita harus berburu ruang parkir. Jadilah mata dan pandangan celingak-celinguk mencari ruang kosong dihatimu. Eh?? Maksudnya mencari ruang kosong di parkiran. Beberapa menit kemudian, dapatlah ruang parkir itu. Setelah markirin motor, kita langsung buru2 jalan menuju venue. Pasalnya kita sudah datang terlambat. Takut ga keburu. Waktu kira2 pukul 8 malam lebih.

Berjuang menuju pintu masuk persis secepat langkah siput, keliling stand dengan langkah lamban dan hirupan oksigen segar seadanya segera saja bikin kita berdua capek. Aslinya standnya ga bisa benar2 dilihat saking banyaknya orang2 mampir disana. Sayangnya bukan untuk berbelanja, tapi hanya untuk numpang berdiri demi mencuri-curi pandang ke stage utama. Siapa yang sedang berdiri disana, pun sedang apa. Tapi percuma. Sejauh yang bisa dilihat sih hanya kepala2 pengunjung lain. 4o menit disana dengan keadaan seperti itu, temanku minta pulang. Ga betah. Oke, aku penuhi. Kita pun jalan lagi, kali ini menuju yang sudah pasti, pintu keluar. Tapi dasar akunya bandel, ditengah perjalanan menuju pintu keluar yang ternyata malah lebih dekat ke panggung utama, aku memberhentikan diri. Mencoba mengulur waktu. Temanku mau ga mau mengikuti. Berhenti. Hihi. Tapi keisenganku ternyata tidak bikin rugi. 

Bertahan 15 menit di posisi berdiri yang agak dekat dengan panggung utama, ternyata penyelenggara FKY menghadirkan bintang tamu. Aku sama sekali ga kepikiran bakal ada seniman pengisi acara di pagelaran malam penutupan FKY ini sama seperti penutupan FKY pada saat diisi So7 dulu. Jadi sebenarnya aku berhenti disana ga tahu untuk apa. Ga ngarepin bakalan ada seniman a.k.a artist yang berseliweran di tv. Harapanku malah jauh lebih sederhana. Aku berharap bakal ada balon atau lampion yang diterbangkan dalam jumlah massif ke udara. Setelah balon terbang tinggi, selesailah acara. Aku bisa ringan melangkah pulang. Tapi ternyata lebih dari itu. Kira2 pukul 9:15 pm. Tungkai kaki yang capek disuguhi seniman yang lebih kepada musisi yaitu Jogja Hip Hop Foundation. Mereka yang menggaungkan lagu tentang keistimewaan Yogyakarta. Pun dengan bahasa Jawa. Sontaklah pengunjung mulai bergeliat. Suara mulai gaduh dan bergemuruh. Acara ini menyajikan acara musik bagi pengunjungnya. Resmi, pecahlah suara entah dengan jenis nada apa saja. Mereka mempersembahkan beberapa lagu terbaik mereka yang kebanyakan atau malah kesemuanya berbahasa Jawa. Itu kejutan pertama. 

Ga berhenti disitu, ternyata mereka (pihak penyelenggara) menyiapkan kejutan kedua. Mereka menghadirkan band The Everyday. Single mereka yang paling hits adalah yang berjudul Kapan ke Jogja Lagi. Lagu ini sangat easy listening di telingaku. Musiknya juga asik. Ini adalah sebuah lagu yang menceritakan tentang keistimewaan kota Yogyakarta. Ya, Yogya memang istimewa. Ga Cuma Kla Project aja yang nyiptain lagu tentang Yogyakarta. Mereka kini punya peniru sebagai lapis regenerasi yang mengistimewakan Yogyakarta. It’s great by the way. Salut!!!
Setelah band The Everyday perform, aku kira inilah ujung dari pagelaran ini. Pasalnya waktu sudah semiakin malam. Herannya para pengunjung belum banyak yang beranjak. Masih betah berdiri di tempat masing2. Entah menunggu apa. Aku mendadak latah, jadi nungguin juga. Temanku yang tadi ngajakin pulang udah ga kudengar lagi rengekannya. Haha. Sudah lupa dia. Sampai-sampai host-nya kebingungan gimana “ngusir” tetamu kebanggaan mereka ini. Tapi itu sih cuma akal2an mereka aja. Acara belum mencapai puncaknya. Eh tahu ga host nya siapa? Mungkin yang bikin aku betah berlama2 menahan lelah tungkai kaki adalah hostnya ini. Mereka adalah si Alit2 Jabang Bayi dan mas Gundi. Haha, tahu dong ya aku lebih condong ke siapa? Mas Gundi yang mirip mas Pongki, lain tidak. 

Acara belum selesai. Daaaaaan… kejutan masih berlanjut pemirsa. 15-20 menit pasca The Everyday ke belakang panggung, pengunjung masih setia berdiri aja. Selama itu pula beberapa orang berseliweran menyentuh alat2 musik di atas panggung dengan lampu padam. Jadi biar dikira acara beneran rampung. Pinter banget sih mereka itu? Padahal mereka sedang check sound untuk satu penampilan musisi terakhir. Setelah rampung check sound, akhirnya host ga mau bikin pengunjung eh penonton menunggu lebih lama lagi. Mempersembahkanlah mereka musisi kebanggaan Yogyakarta, Shaggy Dog. Inilah kejutan ketiga sekaligus kejutan puncak. Segera saja menonton pada berdiri dan siap berdendang. Apalagi penyanyinya memerintahkan. Sampe2 banyak banget orang yang manjat pembatas besi. Mereka persis disebelahku. Polisi dan panitia terlihat kewalahan. 

Aku pribadi sih ga terlalu familiar dengan musikalitas Shaggy Dog, but I appreciate them. Beberapa lagu mereka pernah terdengar di radio. Satu dua lagu mereka kudengar di ruang karaoke karena dinyanyikan temanku. Hanya beberapa potongan bait saja yang bisa kuingat dan kunyanyikan. Sisanya bungkam. Tapi malam ini, melihat mereka tampil live untuk pertama kali seru juga. Back-up singer mereka juga keren. Semangat plus pake goyang. Kuakui musik mereka keren, hanya saja itu bukan genreku. Jadilah aku tidak terlalu menikmati. Padahal posisi tempatku berdiri jauh lebih strategis daripada posisiku dulu sewaktu lihat mas2 So7. Malam ini aku bisa melihat dengan jelas wajah mereka di panggung. Tapi sayangnya gegara tidak pecinta music genre mereka, jadilah aku salah fokus. Ditepi panggung aku melihat wajah imitasi mas Pongki. Dari tepi panggung kulihat dia bernyanyi mengikuti alunan music Shaggy Dog. Pandanganku tak bisa beralih lagi. Haha. Padahal beberapa hari lalu aku udah ketemu mas Pongki. Yang asli, bukan imitasi. Oh damn, tetiba aku ingat aku punya utang untuk menuliskan meet and greetku dengan mas Pongki. Bukan untuk sesiapa, lebih kepada menepati janji kepada diri sendiri. Tapi kangen aja sama mas Pongki imitasi ini. Jadi ingat kebaikan dia dulu sewaktu meet and greet with Dee. Semoga nanti bisa bertemu lagi sewaktu promo tour novel terbaru mbak Dee. Amin.

Beberapa lagu dinyanyikan Shaggy Dog dengan dibantu fans2 mereka, dibantu joged2 entah ala2 apa, akhirnya tibalah waktunya mereka turun panggung. Ini adalah pertanda rangkaian acara FKY-26 ini berakhir sudah. Tapi apa yang salah dengan harapan? Penonton berharap ada kejutan tambahan. Bonus. Alhasil penonton tak kunjung beranjak juga. Tak kunjung meninggalkan venue. Tetap setia pada harapan mereka. Mereka manggil2 Shaggy Dog buat tampil lagi. Tapi nihil. Sampe2 panitia penyelenggara kebingungan beneran “mengusir” tetamu kehormatan yang menyukseskan acara mereka ini. Tapi kali ini beneran. Bukan sandiwara. Mereka sampe salah tingkah mengapresiasi penonton malam ini. Berkali2 terimakasih dihaturkan, penonton tak juga bergeming. Mereka bingung. Host yang udah turun panggung sedari tadi terpaksa naik lagi mengingatkan acara beneran udah berakhir. Nyambung lagi Insya Allah tahun depan. Mereka mengusir dengan cara ngingetin jam parkir yang hanya berlaku sampai jam 11 malam aja. Padahal mereka ngomongin begitu aja udah jam sebelas kurang 10 menitan. Tapi memang sih, aku aja yang ngeliat bingung sekaligus geli, konon lagi mereka? Haha. Kok bisa ya penonton sampe “diusir” supaya pulang? Mereka berdalih mereka capek, mereka butuh istirahat, mereka masih harus briefing, mereka secepatnya harus bikin laporan pertanggungjawaban. Sampe2 mereka bawa2 para penjaga parkiran segala demi mengusir pengunjung setia. Bilang kalau penjaga parkir sudah complain dengan rundown yang kemalaman. Beh, penonton malam ini luar biasa. Bangga saya. So, sampai jumpa di FKY-27 tahun depan ya…

My Deep Appreciate

Ucrit Violette



2 comments:

  1. So7 baru taun kemarin woy, FKY 25 tepatnya. Tua bgt sih lu :-P
    Iyaa dtggu janjimu nulis meet n great pongky :-D

    ReplyDelete
  2. Itu tepat sudah seminggu yang lalu. Dan... saya sudah lupa semuanya. :D

    ReplyDelete