"Memandangi senja, sama halnya serupa memandangimu dari jauh. Hanya dari jauh."
Kita tak mungkin memandangi senja dari jarak dekat bukan? Sebab pesona senja hanya bisa dinikmati dari jauh.
Seperti aura senja yang tak bisa kulihat dalam jarak pandang pendek, sebab sudah pasti aku akan memicing gegara silau kemilau jingganya, seperti itulah aku hanya bisa memandangimu. Aku tak sanggup memandangimu dari jarak dekat, sebab yang kutahu aku akan terbakar jika terlampau dekat tak berjarak darimu. Pun sudah pasti, ribuan mil jarak yang membentang antara wujudku dan hadirmu tidak seperti aku memandangi kotoran2 mungil di ujung jemariku. Juga tidak sebenderang aku memandangi benda dari radius 30 cm saja. Ya, kebutaan mataku telah membentuk bayang2 tersendiri pada benda apa pun yang kulihat dari jarak tertentu.
Kamu memang selaksa senja yang mempesona, yang hanya bisa kunikmati dari jauh. Itu pun dengan tingkat kebeningan lensa yang tak sempurna. Tapi entah mengapa, disanalah justru aku merasa tetap hangat. Hangat pada kelopak senjamu.
Ya, memandangi senja memang sama halnya serupa memandangimu. Hanya bisa kutempuh dari jarak jauh.
No comments:
Post a Comment