Aku selalu jatuh cinta pada tulisan. Seperti itulah aku
ingin selalu jatuh kepadamu. Tapi atas dasar pertimbangan logika dan etika,
berulang kali aku telah mengurungkan niatku untuk mengkristalkanmu dalam
tulisan. Kini, aku tak lagi sanggup membendungnya. Hingga akhirnya tulisan ini
mengalir apa adanya. Dengan kebingungan yang begitu megahnya.
Aku tak pernah bertahan menyimpan segala “keliaran” alam
pikirku. “Keliaran” ini harus disalurkan. Jika tidak, ia akan membunuhku. Ia
akan menyiksaku. Ia akan merusak keseimbangan jiwaku. Ia akan membuatku “gila”.
Maka ketika ruh tulisan ini adalah tentang kamu, kumohon jangan marah. Lembutkanlah sorot matamu ketika menatapku, sungguh itu akan meneduhkanku.
Aku tak pernah mengerti tentang asal muasal perasan ini.
Darimana ia berasal, dan kemana ia akan menuju. Tapi yang pasti pada satu malam,
aku mulai jatuh hati padamu. Tenang saja, aku tak pernah memaksakan bahwa orang
yang kujatuhi cinta juga harus memberiku rasa yang sama. Aku tak ahli dalam hal
itu. Caraku mencintai juga sederhana, aku selalu jatuh pada cinta diam-diam. Untuk
hal ini, mungkin kamu juga sedikit paham.
Kata orang, aku termasuk orang yang ekspresif. Spontaniuos.
Aku seringkali merespon hal2 disekelilingku dengan spontan. Tanpa terduga.
Tanpa terencana. Tapi sayangnya tidak dalam cinta. I mean, cinta yang benar2
melibatkan cewek-cowok. Untuk hal satu ini, rasanya aku saklek. Aku harus mikir
seribu kali, butuh waktu ribuan hari untuk pada akhirnya berani bilang “aku
sayang kamu”, “aku cinta kamu”. Dan mungkin saat aku berani bilang begitu
padamu, semua tak lagi berguna.
Lalu, bagaimana aku bisa jatuh hati padamu? Entah. Aku tidak
tahu. Yang kutahu, sejak malam itu, aku sering mendo’akanmu. Aku mulai
memimpikanku dalam tidurku. Ada emosi dan rasaku yang berporos ke arahmu.
Rindu. Sakit. Harap. Kecewa. Senyum. Tawa. Sendu. Dan bahkan tangis. Yang
semula tak pernah kurasakan sebelumnya untukmu. Telah berulang kali aku menyangkal bahwa ini bukan cinta, bahwa aku tidak jatuh hati padamu, hingga pada satu waktu ada airmataku yang jatuh karenamu, untukmu. Saat itulah aku tak lagi bisa memerangi hatiku sendiri. Aku memang jatuh hati padamu.
Ciee ciieee yg jatuh cinta wkwkw
ReplyDeleteAhahha, iya. Jatuh cinta yang patah. :(((
Delete