Ternyata memang tidak boleh kita bergantung kepada manusia. Siapapun orangnya. Bahkan orang terdekat kita sekalipun, orang tua misalnya, atau pasangan suami/istri kita, dan yang lainnya. Sejatinya satu-satunya tempat manusia bergantung adalah kepada Robbnya. Tak boleh ada yang setara denganNya. Tak boleh ada yang menyamaiNya. Tak boleh ada yang menyembah selain kepadaNya. Tuhan bisa murka jika ada makhlukNya yang mencintai makhluk ciptaanNya melebihi Dia.
Murka Allah jatuh karena tidak adanya kepatuhan makhlukNya kepadaNya. Makna takwa disederhanakan dengan menjalankan perintahNYa dan menjauhi laranganNYa. Sesederhana itu sekaligus sekompleks itu. Sederhana namun susah. Karena didalamnya terdapat penjabaran2 yang sangat luas maknanya. Kepatuhan-kepatuhan yang kita jalankan bernilai pahala dan ketidakpatuhan yang kita pelihara berbuah dosa bagi kita. Lalu, apa jadinya jika ketidakpatuhan kita yang tidak secara langsung kepada Allah menjadi sebab musabab jatuhnya laknat Allah pada manusia? Kita disini nggak usah ngomongin syaiton yang jelas-jelas memilih untuk tidak patuh kepada Allah, yang jelas-jelas syaiton meminta kepada Allah untuk menjerumuskan manusia ke dalam Api neraka, perkara yang sudah jelas tidak perlu lagi kita uraikan.
Adalah ketidakpatuhan istri kepada suami menjadi salah satu turunnya murka Allah terhadap istri. Dalam Islam kehidupan berumah tangga ada aturannya. Semua aspek dalam Islam ada aturan2 tertentu yang harusnya diketahui oleh setiap Muslim. Betapa indahnya Islam karena aturan dalam segala aspek kehidupan sudah jelas termaktub dalam Al-Qur'an dan juga dikuatkan dalam As-Sunnah. Sangat penting bagi kehidupan suami istri untuk saling memahami hak dan kewajibannya masing2, agar apapun yang dilakukan menjadi bernilai ibadah, dan bukan sebaliknya. Jangan sampai murka Allah jatuh karena ketidakpatuhan seorang istri kepada suami. Namun ajaibnya, jika istri patuh kepada suaminya Allah mempersilakan bagi para wanita untuk masuk ke surga melalui pintu mana saja yang disukainya. Ada orang yang mask surga melalui pintu 'shodaqoh, puasa, bakti kepada suami, dan lain-lain.' Saya pernah bermimpi saya sangat ingin memasuki pintu surga melalui pintu bakti kepada suami. Hal yang paling mudah sekaligus sulit untuk dilakukan. Namun hari ini saya menerima satu kenyataan pahit, saya sepertinya sulit untuk menggapai pintu yang saya inginkan. Mimpi saya tetiba hancur berantakan. Luluh lantak bak terkena badai paling mengerikan. Hati saya patah menjadi berkeping-keping, sangat sulit untuk disatukan. Orang yang paling saya percaya ternyata meragukan saya. Dinding mimpi sudah roboh, kepercayaan rusak, hati terkoyak. Lalu, pintu manalagi yang akan diketuk untuk bisa berkunjung ke surga dengan mudah? Ironisnya, tidak ada.
Masih ada, enggak ironis.
ReplyDeleteSo nais blog 😆
Siapa? Dimana? Kapan? 😌
Delete