Lama tidak melatih jemari untuk menulis terkadang hal yang sangat disesali, tetapi seringkali dengan gampangnya terabaikan dan lalu muncullah semacam perdamaian diri "ah gapapa, biasa aja". Lol
Kali ini aku mau mencoba mengkoneksikan apa yang sudah dipilih semesta untuk menuntunku menulis tentang cerita ini (alamak macam betul aja 😂). Jadi ceritanya beberapa minggu ini aku lagi suka dunia fauna, khususnya wild animal that live in the jungle. More spesific is a big cat family like lion, tiger, jaguar, cheetah, puma etc. Entahlah kenapa tetiba tertarik dunia kucing besar ini, dan parahnya yang aku tonton adalah binatang kucing-kucingan itu attacks human. Yes, human! Dari manusia yang dimangsa di kebun binatang atau di taman safari, si kucing yang turun gunung ke pemukiman warga, sampai manusia yang diserang di arena sirkus (kalau ini sih aku kata mampus haha. Ya salahnya sendiri hewan buas kok didzolimi dan dijadikan pertunjukan seolah-olah mereka adalah hewan jinak).
Dari video-video itu terkoneksilah dengan hewan yang saling memangsa di alam liar sebagai fungsi ekosistem keseimbangan alam seperti contoh misalnya singa memangsa jerapah, harimau menerkam zebra, buaya menyerang impala, hyena mencuri buruan singa (enak banget tinggal nyuri), lalu lama-kelamaan berkelanjutan sampai proses giving birth. Lalu berselancarlah aku melihat proses kelahiran alamiah berbagai hewan di habitat aslinya. I saw dolphins giving birth, whales, sharks, elephants, giraffes, zebras, tigers, monkeys, pandas, sampai sea-horses too. Oh bahkan sampai ular melahirkan. What? Ular melahirkan? Yes, snakes. Loh bukannya ular bertelur ya? Yes, pada umumnya ular bertelur, namun alamiah juga jika ular melahirkan, it's called as ovovivipar. Jadi sebenarnya ular bertelur, namun dia mengeramkan telurnya di dalam rahim jadinya tibalah saatnya ia pun melahirkan. How pretty! You should see those videos.
Ini kali pertama aku melihat vidoe melahirkan. Bahkan aku belum pernah nonton video human melahirkan sebelumnya. Alasannya takut, ngeri, belum siap. Me? Tiap kali dapat sharing cerita ttg pengalaman orang melahirkan dengan segala kondisi ABCDEZ, baik normal maupun sectio; udah ngeri duluan. Gak kebayang gimana rasanya. And you know what? That moments not only occur to human but also to animal too. Dari video yang aku tonton itu semua pengalaman melahirkan kelihatan menyakitkan. Hewan apapun itu. Oh ya for your information pada sea-horse kaum jantanlah yang menyimpan telur2 calon babies dan akhirnya sang jantanlah yang mengalami proses "melahirkan".
Proses melahirkan semua hewan tetap butuh waktu, butuh proses, butuh pengorbanan seorang ibu. Darah tetaplah ada pada proses persalinan hewan. Ada vidoe gajah melahirkan yng kulihat ia mengeluarkan banyak darah sampai i felt disgusting with it. Benar2 darahnya banyak banget keluar bersamaan bayi lahir. Felt disgusting but in the same time i felt happy. Yeay for that. Seneng banget lihat binatang2 itu melahirkan secara alamiah. Tanpa bantuan sesiapa. Tak perlu penanganan dokter hewan, tak perlu diantar ke klinik hewan, sungguh2 alamiah. Mereka melahirkan mengikuti insting alam. Tak ada panduan dari manusia. They did it with gentle.
Nah, lalu mulailah melirik satu dua vidoe human giving birth (bener2 nonton cuma satu dua vidoe karena gak cukup nyali 😔). Dengan segala kondisi dan situasi, momok rumah sakit, momok bidan yang kurang handal, momok angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, dan panduan melahirkan yang beragam, teriakan ibu2 yang tak terperikan sakitnya di ruang persalinan kok rasa2nya persalinan manusia kalah indah dengan persalinan mamalia. Terlalu banyak interfensi pada persalinan manusia. Ada dokter, ada peralatan medis yg kita asing dengan nama dan fungsinya, ada ruang bedah sebagai antisipasi, ruang bayi segala dimana hak ibu dirampas untuk menghangatkan bayinya, belum lagi bea persalinan yang tergolong lumayan. Huhu.
Pada persalinan hewan betul2 alami, lalu how could in human giving birth there are so many interferences as second alternatives? Lalu nyasar lagi saya ke vidoe "gentle birth". Satu fenomena yang belakangan mulai digerakkan dan disadarkan. Bahwa sejatinya persalinan adalah peristiwa normal dan alamiah, ia bukanlah peristiwa medis yang luar biasa. How cool! Pada persalinan gentle birth ibu disadarkan untuk memberdayakan dirinya mengikuti kehendak bayi yg akan dilahirkannya. Memberikan keleluasaan kepada sang bayi kapan dimana dan bagaimana ia akan dilahirkan. Menyambut kehadirannya dengan suasana "ramah jiwa". Pada kenyataannya sejatinya ini bisa diupayakan. Bergetarlah saya menonton vidoe ini. Lalu saya jadi trowback ke masa ibu sy melahirkan dulu.
Ibu sy melahirkan adik terakhir saya di rumah. Hanya ditemani dukun bayi kala itu. Yes, dukun bayi dan bukanlah bidan medis. Sy tahu persis ibu sy akan melahirkan dan kamar yang digunakan sbg tempat persalinan. Ibu melahirkan siang, jendela rumah ditutup waktu itu, siang2 sepulang sekolah tahu2 saya punya adek baru 😄. Maybe inilah sejatinya gentle birth. Kalau dipikir2 ya... orang jaman dulu kalau melahirkan banyak yang dirumah. Pake dukun bayi pula 🤣. Gak ada interfensi rumah sakit. Gak ada susu formula, begitu anak lahir ya langsung dibersihkan lalu disusui, jangan lupa di-adzan-kan juga agar kalimat pertama yang ia dengar adalah kalimat tauhid. Agar ia mengenal nama Allah sejak ia dilahirkan. Mungkin inilah penyebab utama kenapa aku sayang banget sama adek bontotku ya. Sebab aku tahu peristiwa ia dilahirkan. Hehe
Semakin canggih perlatan medis agaknya manusia semakin diperbudak oleh teknologi. Padahal sejatinya semua ibu berhak menikmati persalinan normal senormal-normalnya dalam artian membiarkan sebagaimana semesta menginginkannya. Memberikan kesemptan pada si bayi untuk mempersilakan ia lahir ke dunia. Ternyata mengejan tidak dianjurkan pada moment persalinan. Benar2 menakjubkan. Jadi semestinya manusia bisa melahirkan sebagaimana hewan mamalia melahirkan. Tinggal kita memberi kesempatan pada si bayi atau tidak. Benar2 ilmu banget nih. Dari yg nonton tigers attacks bisa sampai ke gentle birth. Thank you, Universe.
Someday, ijinkan aku melahirkan dengan senormal-senormalnya persalinan, sealamiahnya proses melahirkan. Semoga diberikan kesempatan, semoga diijinkan semoga dimudahkan. Aamiin allahumma aamiin...
No comments:
Post a Comment