Tak ada yang kebetulan memang. Semesta benar2 bekerja seperti apa yang kita pikirkan. Semesta menarik apa2 yang kita pikirkan, apa2 yang kita konsepkan, apa2 yang tertanam dalam manifestasi benak dan alam bawah sadar kita.
Hampir sebulan ini saya menemui satu fenomena yang muncul dipermukaan. Beberapa hari menjelang tanggalnya tahun 2016 untuk kemudian diestafetkan dengan tahun 2017, saya menemukan secara acak/random satu fenomena alam semesta. Hampir sebulan ini saya mengikuti secara off line mengenai fenomena tersebut. Saya mengikuti dua akun sekaligus, pertama akun yg mendukung teori tersebut dan yang kedua adalah akun yang menyanggah. Saya baca setiap kolom komentar yang ada disana, baik yang menyetujui maupun yang menyanggahnya. Saya mendadak rajin buka YouTube untuk mencari tahu apa yg mereka sangkakan. Tiap kali mereka membawa-bawa ayat Al-Qur'an, saya langsung ambil Al-Qur'an terjemahan untuk melihat apa2 yg mereka paparkan, dan mencoba menginterpretasi makna yg tersirat pada ayat tersebut. Memang, sebagai Muslim kita tidak boleh sembarang mentafsirkan ayat2 Al-Qur'an, maka saya hanya sebatas mengira-ngira.
Hari ini, saya baru saja menonton satu film karya anak bangsa yang mencoba mengangkat tokoh anak negri yg berkontribusi besar dalam bidang dakwah dan pendidikan Islam sebagai bentuk apresiasi. Judulnya Iqro! Yang artinya bacalah! Ini adalah ayat pertama yang terdapat dalam surah Al-Alaq dimana surah Al-Alaq 1-5 ini merupakan wahyu Allah yang pertama kali diturunkan kpd Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di gua Hiro (Q.S Al-Alaq sendiri sendiri ada 19 ayat.) Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dalam keadaan illiterate, dalam keadaan buta huruf, buta aksara. Beliau gigil saat menerima wahyu karena tidak bisa membaca. Personally saya suka sekali dengan kandungan surah Al-Alaq ini. Perintah untuk membaca. Perintah untuk mencari ilmu pengetahuan. Perintah untuk melenyapkan buta huruf dan buta aksara. Dimana dalam Islam menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi kaum muslimin dan muslimat semenjak dari buaian hingga liang lahat. Bahkan ada pepatah yang mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negri China. Karena memang demikian pentingnyalah perihal menuntut ilmu ini, tak boleh ada kata cukup atau berhenti apalagi lelah untuk menuntut ilmu. Supaya manusia terbebas dari kebodohan, dimana kebodohan mendekatkan pada kemiskinan, dan kemiskinan mendekatkan pada kesengsaraan. Awal mula kemiskinan itu pada akhirnya bisa mendekatkan pada krisis moral manusia.
Dari film ini, setidaknya ada 3 intisari yang bisa saya ambil (tersurat secara jelas juga difilmnya). Pertama bacalah ayat2 Allah yang termaktub dan terkandung dalam Al-Qur'an. Kedua bacalah ayat2 Allah yang terdapat dalam penciptaan alam semesta. Dan yang ketiga bacalah ayat2 Allah yang terdapat dalam penciptaan diri sendiri (makhluk hidup). Apa maksudnya? Bahwa diri sendiri dan alam semesta raya ini semuanya adalah bahan ilmu pengetahuan yang mana semua ciptaan Allah harus kita croscek lagi dalam Al-Qur'an. Artinya science yang ada didunia ini harus sejalan dengan firman Allah. Jika ada yg tdk selaras sesungguhnya itu bukan salah Al-Qur'annya, melainkan ilmu science lah yang belum mampu mengungkap kebenaran yg terkandung dalam Al-Qur'an. Bisa jadi karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan, ataupun terbatas alat2 untuk meneliti alam semesta ini. Pendeknya dalam setiap penciptaan makhluk dan alam semesta ini mengandung ilmu pengetahuan, mengandung bukti kebesaran Sang Khalik, Allah SWT. Tinggal bagaimana kita mau belajar atau tidak. Karena pada akhirnya setiap pencarian kita akan ilmu membuktikan akan Kekuatan Tuhan yang mengantarkan kita menjadi makhluk yang jauh lebih bersyukur. Mensyukuri segala nikmat tak terkira yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.
Lalu apa yang membuat saya takjub? Yang saya dalami hampir sebulan ini sedikit banyak tersajikan dalam film ini. Pada adegan tertentu, pikiran saya meloncat-loncat pada kolom komentar akun yang saya dalami dan juga terjemahan ayat yang saya coba cari tahu kebenarannya. Pada pembenaran dan penyangkalan alam semesta.
Saya sendiri percaya yang mana? Saya mempercayai ilmu pengetahuan yang dikuatkan pada dalil naqli dan dalil aqli. Kedua unsur dalil ini menjadi penting untuk dipegang dalam menerima satu ilmu pengetahuan karena menurut saya Allah sudah menyediakan jawaban atas pertanyaan2 kita. Karena kita diberi akal maka caritahulah ilmu itu dengan akal. Mudah saja memang bagi Allah untuk membalikkan satu keadaan, tak ada yang mustahil bagi Allah, Dia Maha Pencipta, Dia Maha Segala, namun Dia pasti juga mengetahui batas kemampuan kita, Dia tak mungkin membiarkan kita tidak dapat membaca tanda2 semesta. Dia sudah sajikan jawaban atas pertanyaan kita, tinggal apakah kita mau mencari tahu, membenarkan atau malah mengingkari ayat2 Allah. Sungguh terkutuk mereka yang menyalahi kebenaran firman Allah, kebanaran yang terkandung dalam penciptaan alam semesta raya ini. Karena sejatinya milik Allah lah apa2 yang ada dilangit dan dibumi, dan apa2 yang ada diantara keduanya.
No comments:
Post a Comment