All of this is temporary. Mantra ini yang seharian ini perlu saya rapal. Demi memperbaiki mood yang kalau balau. Demi menerapi diri sendiri bahwa segala hal yang terjadi hari ini adalah sementara adanya. Tak boleh bercokol lama-lama di dada. Tak boleh remuk oleh perasaan insecure yang entah berasal darimana. Tapi aduhai, susah sekali mempercayai mantra tersebut akan dengan mudah bekerja. Sekalipun sudah disertai dengan Bismillah.
Saya tak ingin putus percaya pada keajaiban. Entah sudah kali keberapa saya mencoba terus percaya bahwa keajaiban masih bersedia menyapa saya. Bahkan disaat genting sekalipun. Bahkan di masa-masa tak memungkinkan sekalipun. Saya tak peduli. Saya masih ingin disentuh 'keajaiban'. Putus percaya sama dengan saya kalah. Berhenti memaknai sama dengan harus gigit jari. Stubborn yang melekat di diri saya membuat saya sulit sekali menerima bahwa saya harus menerima keadaan sebagaimana adanya. Harus ada yang saya upayakan. Walaupun hanya lewat do'a.
Saya tak pernah sesakit ini ketika saya harus mentok pada keadaan. Rasanya tak ada lagi tawar menawar yang bisa dipertimbangkan. Nyeri sekali mengetahui bahwa saya kalah dengan langkah sebegini dini. Sedih sekali karena yang bisa saya lakukan hanyalah menghibur diri sendiri. Sejujurnya saya masih belum menerima. Ada banyak 'kenapa' di kepala saya. Yang sialnya ia bergema semau-maunya. Tak ada jawaban yang bisa saya berikan. Bahkan untuk diri saya sendiri. Ironic! Saya seperti tak mengerti dengan diri saya sendiri.
No comments:
Post a Comment