Sunday, December 31, 2017

Tak Perlu Menilik ke Belakang

Sejak aku memilihmu aku tak perlu lagi melihat ke belakang. Mantra yang mati-matian kurapal beberapa tahun lalu bahwa ada memang yang seharusnya dilepaskan, dilupakan, diikhlaskan demi terwujudnya kedamaian hati telah membawaku pada satu pijakan kokoh yang nyaman. Alhamdulillah aku telah bebas dengan selamat melalui labirin tanpa pintu keluar.

Di penghujung tahun 2017, menjelang beberapa jam tanggalnya kalender 2017 entah kenapa tetiba merasa sendu. Bagaimana mungkin aku tidak bersyukur pada-Mu ya Robb, Dzat yang Maha Segala, yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepadaku. Membimbingku untuk memilih suami dari proses seleksi panjang yang bahkan aku sendiri tak tahu ujung pangkalnya. Engkau menyadarkan aku bahwa tak ada gunanya seni pemaksaan. Berserah adalah satu-satunya jalan. Mengosongkan diri adalah satu-satunya pilihan. Selanjutnya semua adalah kehendak-Mu. Bahwa Engkau lah yang sesungguhnya lebih tahu. Engkau tahu, aku tak pernah meragukan-Mu.

Sejak bersahabat karib dengan gravitasi aku tahu aku telah membuang banyak waktu. Memaksakan diri agar sampai pada tujuan awal yang sayangnya tak selaras dengan jalan Tuhan takkan menghasilkan apapun selain lelah yang berkepanjangan. Pun menutup diri takkan membuat segalanya kembali normal. Semua seni pemaksaan yang tak selaras dengan kehendak Tuhan hanyalah akan berbuah kesia-siaan. Tuhan tahu yang terbaik bagimu, bagiku, dan bagi kita semua. Maka bersamamu; suamiku, aku tak perlu lagi menatap ke belakang. Semua jalan kita ke depan aku percayakan padamu. Misteri jalan hidup yang masih abu-abu akan kita hadapi berdua, bersama-sama, bermodal do'a dan rasa saling percaya. Bismillah.

Page 365 of 365

No comments:

Post a Comment