Ga kerasa udah penghujung Oktober aja. It means that
tomorrow is new month. Falls into November. Hmm… banyak hal yang aku rencanain
untuk bulan depan. Berhubung juga masih dalam sauasana Tahun Baru Islam.
Saatnya bikin resolusi yang mudah-mudahan ga dilanggar sama diri sendiri.
Dari sedikit hal yang kucanangkan, hal yang paling pokok dan
utama untuk diaksinyatakan adalah move away from desperated love. Capek rasanya
muter-muter tanpa pernah ketemu tulisan “exit”, akses menuju jalan keluar. Kalo
aku ga bisa keluar dari satu pintu, aku juga ga akan bisa masuk ke pintu yang
lain. Aku sadar betul itu. November mungkin waktu yang tepat untuk
berkemas-kemas. Pergi dari hati yang kusadari takkan bisa kuraih dan kumiliki.
Aku ga mau nunggu sampai sewindu. Enough! Enough! Enough! Stop being drama
queen. Because what?? Because I am not a queen.
Mudah-mudahan kesakitan ini
berhenti di bilangan tujuh. Aku sadar bahwa aku bukan makhluk yang tahan
banting. So, daripada kerjap-kerjap menyabung nyawa, mending mengepak hati yang
sudah terlanjur melebam. Entah siapa nantinya yang akan menyembuhkan, kita
lihat saja nanti. Yang terpenting sekarang, move away aja dulu. Rasanya lebih
baik begitu.
Rasanya kini tak perlu lagi perpisahan yang diiringi dengan
jabatan tangan, dilepas dengan lambaian tangan, dihiasi dengan senyuman, atau
dihangatkan dengan sebuah dekapan dan janji akan bertemu lagi suatu hari nanti.
Satu tanggal terakhir di bulan Oktober ini mudah-mudahan cukup sebagai alarm yang
mengingatkan bahwa pengharapan dan cinta kasih harus terbenam walau dengan
sangat terpaksa. Aku butuh nafas dan ritme pernafasan yang segar dan baru. So,
bye October. Welcome to November.
No comments:
Post a Comment