Tuesday, May 28, 2013

Fatamorgana

Seringkali pandangan kita terjebak pada sesuatu yang disebut fatamorgana. Ilusi-ilusi kecil, atau bahkan besar kali yah, mampu menyulap mata menjadi suatu hal yang kita inginkan/harapkan. Sepserti misalnya keadaan seorang musafir di padang pasir, setelah bermil-mil berjalan di gurun pasir, dalam keadaan capek dan haus yang tak tertanggungkan, tiba-tiba berilusi ada mata air yang terus-terusan mengalir, sehingga ia bisa minum sepuas-puasnya demi menghilangkan rasa dahaga yang menyerangnya. Ia seolah-olah melihat air di tengah gurun pasir itu. Padahal sebenarnya tidak ada. Jadi keberadaan air itu hanya sekedar fatamorgana pandangan matanya saja.

Sama halnya seperti keadaan di atas, beberapa kali mataku terjebak pada fatamorgana. Pada event Bentang Street Festival beberapa hari lalu, mataku nyaris seharian terjebak fatamorgana. Ini barangkali puncak fatamorgana dari sekian efek fatamorgana yang pernah menyerangku.

Aku tau keadaan mataku memanglah tidak lagi sempurna. Ada cacat yang menyerangku setelah aku tumbuh dewasa. Aku tak lagi mampu melihat apa saja dengan mata telanjang. Hiks. Pada jarak-jarak tertentu aku butuh alat bantu untuk melihat. Seperti seorang tunanetra yang membutuhkan huruf Braille demi mengeja huruf-huruf, seperti itulah aku membutuhkan kacamata dengan lensa minus sekian demi melihat apa saja dalam jarak pandang jauh. Ya, se-esensial itu.

Tapi fatamorgana itu tak juga mampu bisa kutepis, sekalipun aku tengah menggunakan alat bantu untuk indra penglihatanku. Jadi heran deh, sebenarnya apa sih factor penyebab timbulnya fatamorgana itu? Jelas-jelas pada acara itu, alat bantuku tak pernh lepas dari indra penglihatanku, tapi kok ya rasa-rasanya fatamorgana itu hebat banget menjeratku?! Huft.

 Dua orang dari pengisi acara Bentang Fest itu mampu mengundang sumber penyebab fatamorgana pada penglihatanku. Pertama: mas Gundi sebagai MC dari acara tersebut. Dan kedua: Aryo, yang di undang langsung dari Jauh, Bandung; sebagai pengisi hiburan acara itu. (Bukan Aryo mantan kekasih saya loh, sumpah!!!#eh.) Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? Barangkali pertanyaan itu deras menggantung pada tanya kalian. Nih, aku kasih alasannya, yang barangkali mutlak menjadi alasan-alasan yang hanya kucari-cari saja. Tapi terserahlah pada mau ngomong apa, pertama kali melihat mereka mataku sudah menangkap fatamorgana pada diri mereka.

Ini namanya mas Gundi. Tiap kali ngeliat orang ini, fatamorgana yang menjebak mataku selalu mengait-ngaitkan dengan seorang penyanyi dan composer kebanggaanku, Pongki Barata. Dan memang ini bukan kali pertama aku melihat mas Gundi. Seingatku, ini kali keempat aku sudah melihanya nge-host. Jadi sebenarnya sejak pertama kali melihatnya, aku udah ngefans nih sama nih orang. Hahaha. Menurut pandangan mataku, ada kemiripan antara mereka berdua. Lihat bener-bener deh, menurutku sih mirip. Atau cuma fatamorgana gw aja yak? Huft.



 

Yang kedua, si mas Aryo (Sekali lagi aku tegasin, bukan Aryo mantan kekasih saya dulu loh ya? :p). Orang yang baru sekali aku lihat ini, baru aja aku lihat di acara ini, sekali lagi menjeratku pada fatamorgana. Orang ini menurut pandanganku agak mirip dengan orang paling ganteng di Indonesia Raya ini, mas Akhdiyat Duta Modjo. Sang pokalis dari musisi Sheila on 7. (Aku yakin semua pada setuju kalo mas Duta itu orang paling ganteng se-Indonesia Raya. Gak boleh menyangkal loh ya? Hahaha). Entahlah mirip darimananya, tapi tipuan mataku sudah tak terbantahkan lagi. Bahkan aku mencari-cari pembenaran dari temanku demi menyanggah fatamorgana yang menyerangku. 





  









Aku teriak-teriak ke temenku, kalo mas Aryo itu ada kemiripan dengan mas Duta. Aku teriak-teriak udah kayak kesetanan aja. Hahaha. Awalnya sih dia tegas menolak, tapi lama-kelamaan setelah kupaksa berkali-kali, akhirnya dia mengiyakan juga. Hahhaha. Entahlah dia cuma mau menyenangkan hatiku aja yang emang pencinta mas Duta banget, ataukah memang dia melihat ada unsur-unsur kemiripan dari segi fisik. Eh aku ingat, akhirnya temanku itu bilang “kalo mas Duta segemuk dia (baca: Aryo), mereka pasti mirip banget.” Oke, kalimat ini cukup menjadi penegasan bahwa memang diantara mereka berdua ada kemiripan. Bahwa mataku masih agak waras. Gak rusak-rusak amatlah. Hehe. Walaupun kalimat itu aku sanggah juga pada akhirnya, karena harusnya dia (baca: Aryo) itu yang semestinya agak kurusan dikit biar lebih menyerupai mas Duta. Secara siapa yang lebih tua dan lebih familiar gitu loh?? Hohoho. Tapi intinya, aku bersyukur bahwa dalil fatamorganaku dibenarkan. Yihaaaaaaaa.

Itu tadi alasan fatamorganaku. Sekarang aku mau cerita efek yang ditimbulkan dari fatamorgana tersebut. Ah, barangkali kalian sudah bisa menebak efek apa yang menyerangku. Yup, tidak lain dan tidak bukan adalah aku jadi beringasan. Serasa kesetanan. Ujung-ujungnya apa? Aku wajib foto bareng sama mereka. hahaha. Jadilah aku berburu menanggalkan malu demi foto bareng dengan sosok fatamorganaku. #Ampuni saya ya Tuhan. Amin.

Nih disini aku sertakan barang bukti. Sekalian biar kalian pada bisa lihat kemiripan antara mereka. Plis lihat bener-bener ya. Karena kalo kalian mengiyakan itu pertanda baik buatku. Artinya aku gak perlu chek-up ke dokter mata. Bahwa mataku masih waras. Gak parah-parah amat kerusakannya. Jadi, Tolooooooong, bantu aku melewati semuaaaaaaaaaa#Ups.

No comments:

Post a Comment