Wednesday, May 22, 2013

Pemahaman Tak Sempurna



Tiap kali mantengin berita, isinya tidak terlepas dari berita tentang perkembangan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh beberapa aktor koruptor. Sudah beberapa minggu belakangan ini, media pemberitaan Indonesia; media cetak maupun media elektronik; ramai mengulas tentang kabar tindak korupsi, khususnya tindak pencucian uang yang dilakukan oleh beberapa nama yang kini di cap sebagai koruptor oleh lembaga KPK dan juga masyarakat umum. Sebenarnya agak capek juga sih melulu mendengar kabar tentang tindak korupsi. Lagi dan lagi, rasanya aktivitas ini ga terhenti. Huft. 

Aku punya keterikatan tersendiri dengan kata korupsi. Nyaris kata ini bikin aku mumet sendiri. Pasalnya skripsi kesarjanaanku mengulas tentang dunia ini. Barangkali skripsiku hanya mengulas sedikit saja dari keseluruhan rangkaian dunia korupsi, tapi tetap aja bikin kepalaku berasa mau pecah kala itu. Bahkan nyaris membikin aku depresi. Hahaha, aku kok berani-beraninya ya ngangkat tema yang superberat begini?*tepokjidat*

Gila ya, dunia ini memang ajaib. Setiap rangkaian tindakannya di susun rapi, bahkan ke detil-detil terkecilnya pun terorganisir dengan amat sangat rapi. Dunianya terlalu luas karena melibatkan terlalu banyak pihak. Dan disanalah letak kesulitan mengungkap aktivitas rahasia ini. Mereka yang terlibat punya cara kerja tingkat tinggi, dan tentu saja melibatkan “orang-orang penting” di jajaran-jajaran tertentu. Dan orang-orang itu kerapkali memakai “topeng” untuk menutupi wajah telanjang mereka. Wajah-wajah koruptor. 

Omong-omong tentang korupsi, kadang-kadang ga terlepas dari yang namanya tindak pencucian uang atau yang kerapkali lebih dikenal sebagai money laundering. Dengar frase ini sejujurnya aku punya kenangan yang agak tolol. Dulu semasa penggarapan skripsi, aku ga ngerti betul *atau mungkin ga ngerti sama sekali kali yah* tentang money laundering ini. Susah sekali buatku menangkap pengertian dari money laundering kala itu. Walaupun aku udah baca teori berkali-kali tapi tetap aja susah untuk paham betul tentang aktivitas ini. Gimana coba nyuci duitnya?? Itu pertanyaan otak tololku kala itu. Hahaha. Ga di kasih bentuk contoh sederhana juga sih di buku itu. *mencoba ngeles. hehe*

Kini, berkat berita panas yang bergulir di media terkini, pemahamanku tentang money laundering agaknya ikut berpengaruh. Paling tidak ada sedikit pemahaman yang bisa ditangkap oleh otak tumpulku ini. Aku menjadi sedikit memahami aktivitas money laundering. Jadi sebenarnya inti tindak pencucian uang itu adalah tindakan menyembunyikan sumber dan tujuan pendapatan uang yang diperoleh secara illegal. Lha hayo, ga jelas kan sajian bahasaku? Aku yo bingung dewe je. Hahaha. Tapi berhubung ini bukan tulisan skripsi, jadi ya biarin ah. Silahkan dicerna sendiri. Hihihi. Eh, karena aku penulis yang baik hati *halah*, aku perjelas sedikit deh. Tindak pencucian uang itu berfokus pada menghilangkan rekam jejak uang yang didapat dari hasil korupsi tersebut. Karena uang yang terlalu berlimpah akan mengundang kecurigaan lembaga-lembaga tertentu, si koruptor itu kemudian  “mencuci”/menghapus jejak harta kekayaannya yang tiba-tiba menggelembung itu ke berbagai sumber. Bisa di investasikan ke rumah broker, atau di bagi-bagi ke orang-orang seperti yang dilakukan mereka-mereka yang sekarang ini santer di sebut namanya di media televisi itu. Kira-kira begitu deh yang di rekam memori otakku. Mohon maaf kalo perekaman tidak sempurna. Nobody’s perfect, right? Hahaha*mencoba ngeles lagi* Kabur ah!

Bye...



No comments:

Post a Comment