Pikiranku masih random. Masih tumpang tindih. Masih ingin
menuangkan “keliarannya” dalam bentuk tulisan. Ujungnya-ujungnya jariku yang kebagian
pegel karena di paksa ngetik berjam-jam; mata apalagi, karena harus lebih
banyak berkedip di depan layar monitor. Tapi ya sudahlah, berhubung otakku
masih gress, masih semangat untuk memerintahkan tangan, jari, dan mata untuk
bekerja ekstra, jadi tak apa-apa. Kurelakan segala. (Halah, kayak apa aja)Ceritanya
keseluruhan diriku sedang diekploitasi habis-habisan sama organ yang bernama
otak.
Aku baru saja membaca kumpulan cerpen dari salah satu
penulis yang cukup punya nama dalam dunia susastra Indonesia. Judulnya adalah
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu karya Puthut EA. Membaca kumpulan cerpen ini bikin
sensasi rasaku ajaib. Kebayang gak, dari judulnya aja bisa dipastikan ini
kumpulan cerita yang bisa dikategorikan tragis? Walaupun tingkat ketragisan itu
sendiri selalu berpulang ke masing-masing pembaca.
Kumpulan cerita ini berfokus pada kenangan. Ah, bayang-bayang
lebih tepatnya. Bagaimana kenangan atau efek bayang-bayang itu membentuk badai
yang selalu menghantam seorang pecinta. Tentu saja yang terjadi pada satu
pihak. Atau yang lebih popular di kenal sebagai cinta bertepuk sebelah tangan dikarenakan
gayung tidak bersambut. Dalam satu judul cerpennya, penulis memberi istilah Badai
Kenangan. Ih, dengernya aja udah cukup bikin trenyuh. Segera saja kata ini
membuatku jatuh hati. Dan benar saja, pada cerita ini jelas sekali penulis (Puthut
EA) mengilustrasikan kesakitan seseorang yang terjebak pada badai kenangan. Terjebak
Nostalgia kalo kata lagu Raisha mah. Kalo kata Westlife sih Shadows. Lain lagi
kalo kata Anggun, jadi Bayang-bayang Ilusi. Versinya Rossa jadi Tak Termiliki,
dan Terlalu Cinta juga bisa. Beda lagi kalo istilah The Script, jadi The Man
Who Can’t Be Moved. Nah, itu dia beberapa deretan lagu yang bikin galau. Yuk
mari silahkan dengerin bagi yang ingin menggalau. v^_^v (Tuh kan, terbukti kan betapa
randomnya otakku sekarang ini? Huft)
Ngomong-ngomong tentang badai, hey, siapa yang bisa bertahan
menghadapi gempuran badai? Siapa yang berani melawannya? Atau seberapa kuat
seseorang berdamai dengan badai? Badai kerapkali datang tanpa di undang,
menggempur habis-habisan apa saja yang ada di sekelilingnya, kerapkali berefek negative
dan buruk. Siapa yang berani menjamin badai kenangan efeknya tidak jauh lebih
buruk daripada badai iklim? Badai jenis ini tidak hanya menyerang fisik,
melainkan juga jiwa. Jadi, daripada aku semakin ngaco ngomongin badai ini, mendingan
aku akhiri saja.Hahaha. Dan yuk mari ah tidur kita tidur saja. Random ini harus segera di akhiri,
ketimbang nantinya badai random semakin tidak bersahabat menyerangku.
Selamat tidur…
No comments:
Post a Comment