Entahlah aku sedang diserang random jenis apa lagi. Setelah
beberapa hari yang lalu puas gembar-gemborin (baca: pamerin) blogku ke beberapa
orang-orang terdekat, mamerin moment-moment terbaikku, kini malah aku menarik
diri dari pantauan mereka. Hari ini aku men-setting blogku hanya untuk konsumsi
pribadi. Nyaris hanya aku yang bisa membuka dan membaca postingan keseluruhan
blogku itu (dari settingan blog sih gitu katanya). Blog hanya bisa dinikmati
oleh si penulis blog.
Padahal beberapa komen mereka tergolong bagus. Mereka suka
dan kecanduan untuk membaca tulisanku. Ga nyangka kali ya mereka bahwa aku
segila itu? Apalagi orang-orang yang tergolong lingkaran lama, kalo dari sekian
komen mereka, yang bisa aku simpulkan sih mereka nyaris tidak percaya bahwa aku
ternyata sebrutal itu. Jauh berbeda sama sekali dari aku yang dahulu. Secara
dulu kan aku menghindari sekali sama yang namanya popularitas *walaupun
sekarang masih iya*, eh sekarang baru punya blog ecek-ecek aja udah belagak
jadi penulis professional. Apa-apa dipamerin. Hahahaha.
Entahlah. Mungkin atas dasar kesombonganku yang selangit itu
aku kini akhirnya agak tersadar*cuma agak loh*. Aslinya aku emang ga bakat untuk
jadi popular. Oh bukan. Yang bener, aslinya aku ga terlalu suka dijadiin popular*ini
sih pede. Siapa coba yang ngatain aku popular? Huft*
Entah karena apa, dari dulu aku emang sengaja menjauhi diri
dari segala hal yang be popular. Aku lebih suka menyimpan apa pun sendiri. Aku
ga terlalu suka segala rahasiaku berserakan kemana-mana. Dan sesungguhnya, akun
blog ini pun awalnya hanya sebagai media untuk kuberbuat, berbicara, dan berceloteh
apa saja. Yup, ini akan menjadi satu-satunya media yang menyalurkan segala
kegilaanku. Media lain agaknya tidak terlalu relevan untuk mencurahkan apa
saja. Terbukti, beberapa tahun yang lalu *sebelum aku merilis blog ini* aku
bersuara sampah di media facebook, dan apa yang terjadi? Banyak orang yang
mencoba menganalisis keadaanku. Bertanya kenapa, kenapa, dan kenapa? Kenapa
sampe sebrutal itu? Huft. Repot kan jadi bahan analisa orang lain? Ga di
laporin mereka sebagai akun yang harus di block aja udah syukur.
Eh, aku jadi ingat. Di akun facebookku ada beberapa orang
yang mengundangku make a friend. *Dan memang settingan akunku khusus buat
friends only, not for public* Sebenarnya sih aku sama sekali ga kenal mereka
secara langsung. I mean, aku ga pernah berkenalan dengan berjabat tangan satu
sama lain dengan mereka. Jadi mereka cuma sebatas pertemanan maya aja. Dan jujur
aja, tanpa bermaksud merendahkan mereka yang ingin berteman maya denganku, aku
tidak terlalu respek sama pertemanan kayak gini. *Aku udah berniat mau sweeping
sesiapa yang tergolong hanya pertemanan maya di akun fb-ku* Bagaimanapun
pertemanan itu ada hubungan mutualisme. Ada ikatan saling menguntungkan. Buat
apa coba kalo cuma sepihak aja yang mendapat keuntungan? Itu namanya ga fair. Maksud
dan tujuan mereka mau temenan sama aku tuh apa? Siapa yang ngerekomendasikan
namaku ke mereka? Dan atas dasar apa? Tuh kan aku jadi hammer gini? Ini nih
jeleknya aku. Jujur aja, aku emang tipikal orang yang agak freak. Gampang ga
suka sama orang. Dan kalo udah ga suka, aku sanggup untuk tidak berkomunikasi
apapun terhadap mereka. Makanya jangan cari-cari perkara deh sama aku. Apalagi
kalo aku ga pernah cari perkara sama kalian. Bahkan semut pun tidak ingin di
usik, kan? Menurutku ini masih rasional.#PEMBELAAN.
Entahlah kerandoman jenis apa lagi yang menderaku kini, tapi
intinya gitu deh. Setelah sibuk menyombongkan diri, kini aku mau menepi.
Menjauh dari keramaian. Aku ga mau dianalisis. Aku hanya ingin bebas sebebas-bebasnya
menjadi diriku apa adanya tanpa banyak orang tahu apa yang sebenarnya terjadi
padaku. Kadang-kadang mentalku yang begini ini bikin aku berpikir ulang: mental
begini kok mau jadi penulis?? Hadewh. Emaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak. Aku ingin pulang
ke rahimmu.
lagi galau ya buu :D
ReplyDeletepeaaceee :D
hahaha, iya jeng.
ReplyDeleteJangan di pantau dong, ntar gw ngalahin John.#LOHHHH??? :p