Sunday, December 31, 2017

Getar Detak Jantungmu

Kalau kata Dee bahwa ombak adalah suara dan nyanyian alam paling merdu, namun bagiku detak jantungmu lah suara paling merdu. Entah kenapa tetiba saja apapun suara yang kau bunyikan; sekalipun sumbang Lol; menjadi suara yang paling aku favoritkan. Terlebih suara detak jantungmu, suara alamiah yang paling menggetarkan jiwa. Kelak jika janin telah dititipkan di rahimku, ku yakin sepenuhnya suara detak jantung bayimu lah yang akan menggeser suara detak jantungmu. Tendangan-tendangan bayi dari dalam segera akan mencuri perhatian dan menjadi yang paling kita nanti-nantikan. Ketika masa itu datang kita tak perlu saling cemburu sebab ia lah pelangkap kebahagiaan. Dan kita pasti akan menjadi sepasang manusia yang paling berbahagia di dunia. Agak lebay ya, maafkan. haha.

Aku pernah punya kekasih yang pandai bernyanyi; sejuk sekali mendengarkan suaranya yang menurutku merdu kala itu, aku juga pernah jatuh hati pada seorang pembaca yang pernah suatu waktu kuberharap kami berdua memiliki sepasang buku nikah yang kembar fotonya; haha agak tragis memang mimpiku terlalu tinggi kala itu padahal ia nya gak cinta aku, namun demi apa pun orang-orang yang dulu aku favoritkan kini telah tergantikan olehmu. Suaramu jauh sekali dibandingkan mereka jika dalam bernyanyi, namun kelantangan suaramu saat melafadzkan ijab qobul mengalahkan suara-suara orang paling merdu di dunia. Dari suara itu kini memberiku satu buku nikah. Alhamdulillah. Lalu apalagi yang membuatku tutup mata?

Aku suka menempelkan telingaku ke dadamu. Mendengarkan dengan seksama laju detak jantungmu. Dan berdo'a ia akan berdetak lama untukku. Hanya berhenti saat kita menua dan memiliki kebahagiaan masa muda. Semoga saat ianya berhenti nanti kita telah tuntas mengenggam dunia dan telah jauh lebih siap memiliki bekal akhirat yang mudah-mudahan barokah. Maka kekasihku, demi waktu yang akan kita tapaki bersama genggamlah tanganku selalu untuk selamanya-lamanya, bimbinglah aku menuju ridho-Nya agar kita tak hanya selamat dan menjadi kekasih di dunia saja tetapi di akhirat juga. Aamiin. Maka jagalah kesehatanmu selalu agar aku bisa lebih lama mendengar suara detak jantungmu yang merdu.

Tak Perlu Menilik ke Belakang

Sejak aku memilihmu aku tak perlu lagi melihat ke belakang. Mantra yang mati-matian kurapal beberapa tahun lalu bahwa ada memang yang seharusnya dilepaskan, dilupakan, diikhlaskan demi terwujudnya kedamaian hati telah membawaku pada satu pijakan kokoh yang nyaman. Alhamdulillah aku telah bebas dengan selamat melalui labirin tanpa pintu keluar.

Di penghujung tahun 2017, menjelang beberapa jam tanggalnya kalender 2017 entah kenapa tetiba merasa sendu. Bagaimana mungkin aku tidak bersyukur pada-Mu ya Robb, Dzat yang Maha Segala, yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepadaku. Membimbingku untuk memilih suami dari proses seleksi panjang yang bahkan aku sendiri tak tahu ujung pangkalnya. Engkau menyadarkan aku bahwa tak ada gunanya seni pemaksaan. Berserah adalah satu-satunya jalan. Mengosongkan diri adalah satu-satunya pilihan. Selanjutnya semua adalah kehendak-Mu. Bahwa Engkau lah yang sesungguhnya lebih tahu. Engkau tahu, aku tak pernah meragukan-Mu.

Sejak bersahabat karib dengan gravitasi aku tahu aku telah membuang banyak waktu. Memaksakan diri agar sampai pada tujuan awal yang sayangnya tak selaras dengan jalan Tuhan takkan menghasilkan apapun selain lelah yang berkepanjangan. Pun menutup diri takkan membuat segalanya kembali normal. Semua seni pemaksaan yang tak selaras dengan kehendak Tuhan hanyalah akan berbuah kesia-siaan. Tuhan tahu yang terbaik bagimu, bagiku, dan bagi kita semua. Maka bersamamu; suamiku, aku tak perlu lagi menatap ke belakang. Semua jalan kita ke depan aku percayakan padamu. Misteri jalan hidup yang masih abu-abu akan kita hadapi berdua, bersama-sama, bermodal do'a dan rasa saling percaya. Bismillah.

Page 365 of 365

Saturday, December 30, 2017

Cerita tentang Suami

Ini kali pertama saya mendapat transferan dari suami. Whatt?? Iya, suami. Now i have a husband. Thank God. Nominal transferannya sih tidak banyak, tapi rasanya menakjubkan. Sebab saya tahu dari jumlah nominal yang ia dapatkan, ia lebih banyak memberikan penghasilannya kepada saya. Alhamdulillah.

Mulai bulan depan yang berbarengan juga dengan tahun depan, saya tidak akan lagi mendapatkan aliran dana dari Bapak. Sejak saya dinikahkan, saya akan menjadi tanggungjawab suami. Segala keuangan harus saya kelola sendiri, cukup tidak cukup, yang kesemuanya berasal dari suami. What a challenge!

Dinikahi pria ini saya harus benar-benar siap terlepas dari Bapak. Segala tanggungjawab Bapak kini beralih kepadanya. Mulai dari memberikan nafkah sampai dengan berbagi kasih sayang. Namun jujur saya katakan lelaki ini yang kini telah jadi suami saya sampai kapanpun tidak akan bisa menggantikan posisi Bapak di hati saya; lelaki yang telah 29 tahun memberikan segalanya kepada saya, mengupayakan yang terbaik untuk kehidupan keluarga yang lebih baik. Do'a terbaikku selalu tercurah untuk Bapak.

Menjalani sisa hidup bersama suami saya tahu itu tidak mudah. Sejak menerima ia sebagai calon suami saya sadar saya akan bergantung hidup padanya. Bergantung untuk dinafkahi, bergantung untuk dikasihi, bergantung untuk dicurahi bahagia. Dinikahi lelaki ini saya tahu semuanya bakal tidak mudah, masa depan yang abu-abu, kehidupan yang tak terprediksikan, dan segala ketakutan-ketakutan saya yang seringkali tak dapat dihindari akan menjadi momok tersendiri bagi saya. Ketakutan-ketakutan seringkali datang tak beralasan tapi itu tak menjadikan saya pupus harapan memilihnya. Ia adalah pilihan terbaik dari semua lelaki yang pernah mendekati saya. Saya memilih dengan kesadaran penuh dengan tanpa sisa hati kepada lelaki lain. Suami saya kini telah mencuri keseluruhan hati saya. Ia telah berhasil mengeyahkan ketakutan-ketakutan tak berdasar saya. Maka bagaimana mungkin saya tidak bersedia dinikahinya walaupun memang proses untuk melangkah kesana tidak mulus dan tidak mudah. Maka atas dasar kegigihan yang ia punya ia telah membuat saya menjatuhkan pilihan. He is the winner of my fragile heart. Yeayyy!!!

Friday, December 08, 2017

Silaturrahim Jangan Dirusak

Silaturrahim jangan dirusak. Hmmm... Celakalah mereka yang merusak silaturrahim. Sebab katanya menyambung silaturrahim bisa membuka pintu rezeki.

Dari dulu saya bersyukur bahwa saya diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjadi orang baik. "Kenapa terlalu pede melabeli diri sebagai orang baik?" Mungkin begitu pemikiran orang, tapi siapa peduli, huh? Nikmat menjadi orang baik saya rasakan dengan dipertemukan dalam lingkaran hidup bersama orang-orang baik pula. Kindness is awesome. Bahwa kebaikan tidak memandang wajah. Kebaikan sanggup menggetarkan hati seseorang.

Bagaimana kita tahu bahwa kita adalah orang baik? Yaitu dengan mengecek ke kedalaman hati kita masing-masing. Masihkah ada getar halus yang mengusik hati kapan pun kita melihat suatu kebaikan? Dan yang paling ampuh menurut saya adalah dengan mengecek teman-teman atau tetangga kita. Apakah kita ditempatkan bersama mereka yang dengan riang hati menolong orang lain? Yang walaupun kita minta bantuan, kecil maupun besar, mereka tak enggan dan mudah mengiyakan. Atau yang paling kelihatan, walaupun kita tidak meminta bantuan tapi mereka dengan cepat tanggap bereaksi.

Saya sungguh bersyukur berada dalam lingkungan orang -orang baik. Yang kapanpun saya lihat mereka, saya tak pernah bosan melihat getar kebaikan dan kelulusan. Terimakasih sungguh tak pernah cukup. Hanya do'a-do'a kebaikan yang saya pintakan kepada Allah untuk mereka, berharap do'a itu kemudian melangit menggetarkan Arsy Allah, dan Allah berkenan mengabulkan.

Ini kali pertama do'a yang saya terima terkait dengan pernikahan saya dan rasanya sungguh luar biasa. Saya bahkan tak menyangka saya pun sebahagia ini. Senyum yang menghiasi wajah sang penolong membuat saya sedikit bergemuruh kenapa tidak sering-sering saya bersilaturrahim dengan mereka, menjaga tali kasih, dan saling bertukar kabar apa saja. Tapi... Waktu rasanya sulit untuk dicuri-curi. Kesibukan masing2 menjadi alasan utama untuk tidak bisa bersilaturrahim. Semoga di lain waktu kita semakin membutuhkan sehingga besar kemungkinan kita akan saling merindu untuk bertemu. Membuat kita bisa sering2 menjalin silaturrahim.

Thursday, December 07, 2017

...

Seberapa besar pun kesalahanku, aku tahu kamu akan selalu mendukungku. Bukan mendukung untuk tenggelam dalam kesalahan-kesalahan melainkan berusaha untuk selalu membuat laju jalanku seimbang. Dalam bahasa sederhana kesalahanku kamu maafkan. Begitu tulus tanpa mengungkit-ungkit lagi. Sesungguhnya tak ada yang bisa aku sampaikan kepadamu selain terima kasih dan maaf. Terima kasih telah bersedia menerima kesalahan-kesalahan kecil dan besar yang berulang-ulang, terima kasih telah bersedia menerima segala kekurangan dan keabnormalanku yang diatas rata-rata orang pada umumnya, dan maaf untuk segala ketidaksempurnaan yang selalu saja mendapat tempat terbaik di kedalaman hatimu. Maaf sebab belum bisa mempersembahkan yang terbaik seperti yang kamu ingini. Semoga kita diberikan waktu untuk berbenah diri untuk saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.

Sunday, December 03, 2017

Story Behind Trophy

 As a coach, I consider this trophy is never be mine. It doesn't matter at all. I still thankful that I am able to compete with myself.

Sempet khawatir pada diri sendiri bahwa kali ini tidak akan berhasil membawa pulang Trophy puncak ajang kompetisi. Kurangnya waktu untuk melakukan seleksi menjadi kendala tersendiri. Then, all I can do is just praying to the Almighty God.

To stop my heartbeat, I read Al-Qur'anul Kariim, sesaat menjelang lomba. Then during reading Qur'an suddenly I got idea to put my students' name on the battle. Then I regret on it. Tetiba datanglah sesal-sesal yang terlambat dideteksi. Kenapa nama ini tidak ditaruh di cabang lomba ini, kenapa nama itu tidak ditaruh di cabang lomba yang itu, barangkali disanalah peluang mereka terbuka untuk berkompetisi sesuai kemampuan mereka. Dan barangkali kemungkinan peluang mereka untuk menjadi juara tidak semu adanya. Maafkan miss Eci yang mungkin tanpa sengaja berbuat dzolim pada calon-calon juara. Maafkan miss Eci yang masih banyak cacatnya 😢😢😢🙏

Ini adalah Piala terakhir yang mungkin saya bisa persembahkan di ajang kompetisi sekolah ini. The next year, it will be someone's return, someone's responsible. I hope she will be much more better than me to do magnificent job. She must be do that. 💥💥💥


Susah-susah gampang mempertahankan gelar piala kemenangan dan piala puncak ini. Kuncinya hanya satu: perbaiki di bacaan Al-Qur'an anak-anak, In Sya Allah peluang kemenangan terbuka lebar darisana. In Sya Allah poin bisa didulang dari cabang lomba Tartil. Selamat bekerja... *tetiba pengen handshake sama pengganti saya 🍃😅*

PS:
Kalau mau bawa pulang Trophy puncak kemenangan harus bawa 6 piala kemenangan tunggal. By the way, 6 itu banyakkkk 🍃 🍃 🍃

Monday, November 27, 2017

Bias Makna

I will across the ocean for you. Hahaha, it is hyperbole, isn't it? Hmmm... Let me tell you, nothing is simple when someone is falling in love or maybe when someone is falling apart. Kejatuhan cinta bisa membuat orang melakukan apa saja. Bahkan melakukan hal-hal yang mungkin enggan dilakukan oleh orang-orang yang sehat akalnya. Seseorang yang sedang dimabuk cinta bisa dibutakan oleh cinta, katanya. Mabuk kepayang mereka bilang. Mabuk yang tak bisa disadarkan selain ada keajaiban dari si pemabuk itu sendiri. Dan pertanyaannya 'orang mabuk mana yang waras logika dan akalnya?' Tidak ada.

Bagi mereka yang dimabuk cinta cenderung mengikuti keinginan-keinginan mereka sendiri. Tak peduli berapa banyak orang yang berusaha menyadarkan mereka, toh mereka akan tetap ada pada pijakan cinta rapuh mereka yang sayangnya mereka anggap kuat. Tak peduli betapa sejuk petuah-petuah bijak yang orang lain sabdakan, mereka akan segera mempunyai dalil-dalil kuat dadakan untuk dijadikan sumber pegangan. Orang normal tak akan mampu mengikuti jalan pikir mereka.

Tak ada yang salah dengan jatuh cinta, memang. Tapi paling tidak ketika jatuh dalam cinta setidaknya kita tetap menjaga kewarasan-kewarasan logika kita. Sehingga hal-hal konyol yang terlampau diluar nalar bisa kita kendalikan dengan normal.

I will across the ocean for you. Kalimat ini sebenarnya memiliki magic tertentu. Mempunyai bias makna yang bersebrangan sama sekali. First the positive one. Bila dimaknai dengan kalimat positive, kalimat ini bermakna baik. (Ya iyalah namanya juga kalimat positive, Lol). I mean, seseorang akan bersedia melakukan hal-hal ajaib yang mungkin belum atau tidak pernah dia lakukan sama sekali sebelumnya, hanya untuk seseorang yang dicintainya. Perubahan yang membawa kebaikan-kebaikan tertentu bagi si pecinta tersebab menjatuhi cinta seseorang. Nggak usah saya kasih sampel, sebab bisa bingung sendiri. Lol. Second is the negative one. Dalam makna negative seseorang akan terlihat konyol di mata orang lain jika melakukan hal-hal yang berlebihan dalam mencintai seseorang lainnya. Semua usaha yang dilakukan dianggap tidak baik karena terlalu berlebihan dan di atas ambang normal. Gila, mau-maunya, kata mereka. Haha.
Tapi ya setelah saya pikir-pikir ternyata artinya sama saja. Ahhaha. Cuma tergantung pada perspective orang saja. Dia ada di sisi mana. Sisi yang mengagumi, apa sisi yang menghujani benci (gak tepat sih sebenarnya menyepadankan kata benci disini. Maafkeun.) Pendeknya dengan kalimat sederhana, bias makna itu terjadi tergantung pada posisinya bagi mereka yang mendukung atau tidak mendukung. Sesederhana itu.

Tapi ya... Coba bayangkan, andai kita mau melakukan apa saja demi seseorang yang kita cinta, dan itu jatuh pada cinta yang salah, bisakah kita membayangkan apa yang akan terjadi jika kita melakukan hal gila yang sama namun dengan orang yang tepat? Bayangkan magic seperti apa yang akan terpercik pada kita. Pastilah lebih besar lagi. Dan auranya mungkin melebihi indahnya Aurora. Asli kalau ini beneran lebayyy. Hihi.

Hmm..jadi pendeknya kita harus tetap menjaga segala bentuk kewarasan selama kita jatuh cinta. Tak ada yang bisa menjamin cinta kita untuknya selamanya walaupun kita berharap demikian :(, namun siapa lah kita hingga bisa berontak dengan takdir Allah. Sebab Allah lah maha pembolak-balik hati. Hari ini bisa jadi jatuh sayang, siapa tahu besok menendang/ditendang. Maafkan ekstrem, hihi. Hari ini bisa jadi kasmaran bisa jadi besok benci datang. Yaa Robb,, jauhkan dari yang sifat demikian. Semoga kita terhindar dari ekstremnya suhu hati. Aamiin..

Sunday, November 26, 2017

Lagi Lagi Kamu

Aku tidak lagi tahu bagaimana rasanya patah hati semenjak kamu memberikan hatimu untukku. Tak ada hati yang sempurna memang, tapi pola hatimu adalah pola pelangkap potongan puzzle-ku yang hilang. Sepotong saja puzzle yang hilang maka ia tak pernah utuh menjadi gambar sempurna. Sepotong saja puzzle yang berserakan ia tak pernah utuh untuk dibaca. Maka hatimu adalah pelangkapnya.

From the first time we met, I've no idea to fall for you so deep. I've no idea to give my heart for you. Apa-apa yang sudah kita lalui akan menjadi bekal untuk kita melangkah ke depan. Do'a-do'a yang kita pinta semoga melangit di ketinggian tertinggi bersama Ridho Ilahi. Semoga segala niat dan ikhtiar yang diupayakan membawa kebaikan-kebaikan yang lebih besar bagi diri kita masing-masing. Untuk kemudian bisa bersama-sama kita nikmati kebaikan yang lebih besar lagi dalam pola kebersamaan yang kita harapkan ada keberkahan disana.

Sejak mengenalmu aku tak perlu lagi berteman dengan patah hati. Patah hati seakan pergi jauh entah kemana. Bersamamu hati yang patah bertransformasi menjadi sepotong hati yang baru. Meskipun kusadari bersamamu aku jadi jauh lebih cerewet, haha. Kenapa lah ya kalau bersamamu aku seperti perempuan yang kedatangan periode? Heran. Haha. Tapi justru disanalah kamu diuji. Kesabaran dan kebijakanmu menjadi barometer tersendiri untuk akhirnya aku takluk dan mulai mempertimbangkan kebaikan-kebaikan yang ada padamu. Bersamamu patah hati enggan dekat-dekat lagi.

Aku tahu bahwa aku akan lebih sering beradu argumen kepadamu, meributkan hal-hal kecil dan sederhana, lebih mempermasalahkan hal-hal besar namun semoga kasih sayang kita lebih besar daripada kegaduhan-kegaduhan yang akan kita ciptakan nantinya. Kamu akan menjadi orang yang paling aku kasihi sekaligus aku kesali, tak menutup kemungkinan kita akan saling menyakiti satu sama lain tapi aku berharap kita tidak melakukannya dalam skala besar yang bisa menimbulkan badai. Sebab kamulah kini sumber cahaya dan kebahagiaan.

Thursday, November 23, 2017

Kamu dalam Bingkai Masa Depan

Sekarang belum terlalu. Entah nanti. Suatu hari nanti kamu akan menjadi orang yang paling saya kagumi. Kamu akan menjadi orang yang paling saya dambakan, saya harapkan, dan saya banggakan. Mulai dari hal-hal kecil dan remeh temeh, mungkin juga memalukan (Haha), dan juga hal-hal besar yang tak sanggup saya lakukan. Kamu akan menjadi pusat mimpi dan harapan baru. Kamu akan menjadi titik sentral dari setiap sendi kehidupan. Kamu akan bertransformasi menjadi apa pun yang saya inginkan. Tenang, saya tak akan memintamu menjadi Superman, cukup menjadi orang ahli dalam mengganti bohlam, mengganti genteng, menguras aquarium, dan membelikan coklat kapanpun periode datang.

Sebelum saya menuntutmu macam-macam nikmatilah apa yang ingin kamu nikmati sekarang. Nanti saat waktunya datang, kamu tak akan punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Sulit sekali tidak meminta waktumu lebih untuk bersamaku. Sulit sekali membiarkan kamu pergi seorang diri tanpa aku disampingmu. Bukan tentang tidak percaya, melainkan hanya ingin menikmati waktu lebih bersama-sama. Semoga ridho adanya.


Wednesday, November 22, 2017

A Love Letter for Father

How do I describe grateful? When you whisper my name in your prayers, when you keep my name in your heart, and when you sent me some money in my bank account each month. Lol. I couldn't ask more from you after you have given everything to me. You give me more yet I give you nothing. I am  proud to be your forever baby daughter. So lucky me to have a father like you. A man who has unconditional love eventhough I've ever been do some irrespectul to you. It's my sin to do that. But you are wiser than I know. Please forgive my mistake yesterday. I know you have done with me, And will always do. No one can replace you as my King. Someday I may have Prince but you are always be my forever King. And I will love you more. Every sweats and even blood prove everything. Love is countless. Love is timeless. Love is when I have a great man like you. Then I call it Grateful. Grateful is having a kind-hearted man like you as my father. Even if I could choose a father in this world, I'll choose no one but you. You are imperfect so am I. You have sins, and I have a lot more. I love every your blood in my body. It creates us in the circle of blood line. An honour for me being your blood line. Thank you, father. Never stop loving me.

Tuesday, November 21, 2017

The Blur of Happy and Scary

I begin to have feeling of scaries to face this life without you. Since when? I dunno. Till when? I also dunno.

I know that you are not a perfect man, but you mean everything to me. I begin to have so many scaries on my minds. Created echoes brutally 'how is life if you are not beside me, if you are not support me, if you do not love me more.'

Life becomes so complicated when the echoes speaks louder and louder. I cannot control it. I cannot imagine about my future whether nicer or scarier. I'm falling in love and broken heart in the same time. I know I've ever been felt this like before, but this feeling is much more bigger, so gorgeous, and blind also. And I never regret it. Haha. This feeling is His Gift, and I am blessed. Totally blessed.

Thank you my Allah for all You have given to me. Nothing I'm looking for in this world but Your Loves, Your blessings. I cannot count Your Blessing toward me. Never. Please keep my heart open to get Your blessings. I am ready to get Your bigger loves.

Saturday, November 18, 2017

Kita dan Perjalanan

Hari ini perjalanan Jogja - Jateng kita ditemani dengan album Menentukan Arah dibersamai orang terbaik kita. Perjalanan ini bukan hanya perjalanan milik kita berdua tapi perjalanan ini sudah membawa lingkup yang lebih besar. Lama tidak mendengarkan lagu dari musisi favorit saya, musik yang mengiringi perjalanan hari ini sedikit banyak mengusik bekal perjalanan yang ada. Seperti terketuk, musik ini membawa arah perjalanan yang akan kita canangkan.

Bukan tentang cepat atau lambat, bukan tentang jauh dekat, bukan pula tentang segar lelah, perjalanan ini lebih kepada perjalanan jiwa. Dari perjalanan hari ini saya belajar, jauh dekat bukan hambatan, cepat lambat bukan tujuan, tujuan utama kita adalah keselamatan. Tiba di tempat tujuan dengan selamat dan tanpa kekurangan suatu apapun. Bertemu dengan orang yang secara khusus ingin kita temui, bertatap wajah dengan mereka yang semoga berbahagia bertemu kita.

Jadi bagaimana perjalanan kita nantinya ke depan? Bekali saja dengan Bismillah. Dan do'a. Serta cinta.

Friday, November 17, 2017

Welcome to the Future

When did I fall in love with you? I don't even remember. My minds got lost about it. All that I can remember now is I love you. No matter what. You're the man who stands beside me in every conditions. You stand like rocks, so strong. And I cannot say anything to you but I am crazy enough to love you back, and more and more and more...

Love is so complicated, people said. And it does. Only the best love can stand so strong. Only the best one can be chosen. Only the best time can prove it. So, when the best one give you the best love in the best time you cannot say no because the universe is with him. Welcome him as well. Let him be your the one and only. Invite him to your life. Let him to protect you whenever and wherever. Let him to be your future. Oh common, future cannot be always scary. Future is fun. Future is great. Future is happiness. Future is when you and him can be as one as your dream. Hello, welcome to you. Welcome to the wonderful our future... In Sya Allah..

Monday, November 13, 2017

Mimpi yang Remuk

Ternyata memang tidak boleh kita bergantung kepada manusia. Siapapun orangnya. Bahkan orang terdekat kita sekalipun, orang tua misalnya, atau pasangan suami/istri kita, dan yang lainnya. Sejatinya satu-satunya tempat manusia bergantung adalah kepada Robbnya. Tak boleh ada yang setara denganNya. Tak boleh ada yang menyamaiNya. Tak boleh ada yang menyembah selain kepadaNya. Tuhan bisa murka jika ada makhlukNya yang mencintai makhluk ciptaanNya melebihi Dia.

Murka Allah jatuh karena tidak adanya kepatuhan makhlukNya kepadaNya. Makna takwa disederhanakan dengan menjalankan perintahNYa dan menjauhi laranganNYa. Sesederhana itu sekaligus sekompleks itu. Sederhana namun susah. Karena didalamnya terdapat penjabaran2 yang sangat luas maknanya. Kepatuhan-kepatuhan yang kita jalankan bernilai pahala dan ketidakpatuhan yang kita pelihara berbuah dosa bagi kita. Lalu, apa jadinya jika ketidakpatuhan kita yang tidak secara langsung kepada Allah menjadi sebab musabab jatuhnya laknat Allah pada manusia? Kita disini nggak usah ngomongin syaiton yang jelas-jelas memilih untuk tidak patuh kepada Allah, yang jelas-jelas syaiton meminta kepada Allah untuk menjerumuskan manusia ke dalam Api neraka, perkara yang sudah jelas tidak perlu lagi kita uraikan.

Adalah ketidakpatuhan istri kepada suami menjadi salah satu turunnya murka Allah terhadap istri. Dalam Islam kehidupan berumah tangga ada aturannya. Semua aspek dalam Islam ada aturan2 tertentu yang harusnya diketahui oleh setiap Muslim. Betapa indahnya Islam karena aturan dalam segala aspek kehidupan sudah jelas termaktub dalam Al-Qur'an dan juga dikuatkan dalam As-Sunnah. Sangat penting bagi kehidupan suami istri untuk saling memahami hak dan kewajibannya masing2, agar apapun yang dilakukan menjadi bernilai ibadah, dan bukan sebaliknya. Jangan sampai murka Allah jatuh karena ketidakpatuhan seorang istri kepada suami. Namun ajaibnya, jika istri patuh kepada suaminya Allah mempersilakan bagi para wanita untuk masuk ke surga melalui pintu mana saja yang disukainya. Ada orang yang mask surga melalui pintu 'shodaqoh, puasa, bakti kepada suami, dan lain-lain.' Saya pernah bermimpi saya sangat ingin memasuki pintu surga melalui pintu bakti kepada suami. Hal yang paling mudah sekaligus sulit untuk dilakukan. Namun hari ini saya menerima satu kenyataan pahit, saya sepertinya sulit untuk menggapai pintu yang saya inginkan. Mimpi saya tetiba hancur berantakan. Luluh lantak bak terkena badai paling mengerikan. Hati saya patah menjadi berkeping-keping, sangat sulit untuk disatukan. Orang yang paling saya percaya ternyata meragukan saya. Dinding mimpi sudah roboh, kepercayaan rusak, hati terkoyak. Lalu, pintu manalagi yang akan diketuk untuk bisa berkunjung ke surga dengan mudah? Ironisnya, tidak ada.

Sunday, October 29, 2017

Korelasi Cinta dan Warna

Rasanya jatuh cinta bagi saya seperti ketertarikan pada warna. Hanya satu warna. Lama saya menjatuhi ungu dengan penuh cinta seolah saya adalah seorang pengidap buta warna. Seolah saya tak pernah berkenalan dengan warna lain yang ternyata mereka indah, walaupun beberapa. Kuning atau Merah misalnya. Hehe. Ssstt...beberapa tahun belakangan saya mulai berani 'melirik' warna Merah dan Kuning sebagai second and third layer of my favorite colours. Saat itu saya merasa mulai menghianati Ungu. Haha, perasaan macam apa ini??? Huft.

Saya tak tahu kapan persisnya saya mulai menyukai ungu, lalu jatuh pada fase mencintai, lalu tergila-gila, lalu nyaris abadi dalam mencintai satu-satunya warna. Yang saya ingat saat penghujung SD saya mulai mengenali diri sendiri dalam melabeli warna favorit saya. Jatuh hatilah saya pada Ungu. Warna yang dulu pun hingga kini sering disebut orang sebagai warna ja***. Saya tak tahu apa sebab ia dilabeli begitu tapi saya tak peduli. Saya tak mau ambil pusing. Hati saya enggan bergeming. Saya tetap memfavoritkan Ungu sebagai warna yang paling menarik hati saya. Sampai-sampai jadilah ia sebagai warna spiritual saya.

Seperti menjatuhi Ungu dengan penuh cinta begitulah saya dalam mencintai seorang lelaki. Lama sekali baru saya bisa menyadari bahwa ada 'warna' lain selain seorang yang dulunya saya sebut kekasih. Ada insan lain yang ternyata diluar pertimbangan saya ia gigih dalam mencinta. Tak peduli betapapun cueknya saya terhadapnya. Tak peduli betapapun 'buta-nya' saya seperti halnya mencintai warna. Hanya satu warna. Lelaki itu tetap berdiri di depan pintu menunggu senyum terbaik saya untuknya. Yang bikin sesal adalah kenapa saya terlambat menyadarinya? Kenapa saya terlambat menerima bahwa ia adalah warna lain selain Ungu, Kuning atau Merah tersebut misalnya. Maka jatuhlah saya pada perasaan 'berkhianat' fase dua. What a feel, right?? Ahhaha.

Kini saya mulai menikmati perasaan semacam ini. Perasaan seolah 'berkhianat' ini. Rasanya tak salah mencanangkan plan B jika plan A tidak bekerja dengan semestinya. Tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika plan A gagal, bukankah masih ada alfabet lainnya? Sekurang2nya ada 25 alfabet dan alternative lain yang bisa diuji coba terapkan. Bukan malah balik lagi ke alfabet yang telah dilampaui karena pada akhirnya kita hanya diperkenankan bergerak maju, bukan malah sebaliknya.

Apa yang saya rasakan dari 'berkhianat' ini? Hmm... Saya jadi lebih mengenal warna. Saya jadi lebih 'kaya'. Saya tak lagi ada dalam fase buta warna. Saya tak lagi menjadi katak dalam tempurung karena saya sudah menjadi katak yang lompat-lompat kesana-kemari. Saya menjadi makhluk yang lebih berbahagia. Entah kenapa tetiba jadi ingat Rapunzel yang baru keluar dari kastil. Haha. Teringat pada adegan betapa euforianya ia ketika melihat dunia luar. Kastil bukanlah satu-satunya tempat ternyaman sekalipun kata Ibu palsunya kastil adalah tempat teraman bagi Rapunzel. Seperti itulah saya. Sangat berbahagia. Yu Jin mengeluarkan Rapunzel dari kastil, dan seseorang menyelamatkan saya dari 'buta warna'. Kini tinggal bagaimana menikmati ini semua dengan konsistensi tinggi. Welcome to the new chapter of life, Ucrit Violette. Have a blessed and grateful and wonderful life...

Thursday, October 26, 2017

Annoying Subconscious

Masihkah ini boleh disebut intuisi? Setelah pergolakan2 batin yang hampir membuat saya kejang2, kecamuk2 jiwa yang nyaris membakar diri sendiri dan hal2 lain yang bahkan saya tak mampu untuk melabelinya? Bolehkah saya percaya dengan kemuflase ini semua? Haruskah saya berbalik menatap ke arah yang semu adanya? Mengulang hal2 yang sebenarnya kapan pun bisa membikin saya meledak bak balon yang dijejali helium terlalu banyak? Ahhhhh... Saya tak mengerti.

Rasanya cukup sudah saya berteman dengan gravitasi. Sungguh tidak nyaman melayang-layang di udara tanpa kendali seseorang di bumi. Mengawang-awang bukan lagi menjadi tempat terbaik untuk terbang. Sudah saatnya menapak di bumi, berjejak dengan seseorang yang tak enggan mengakui label kepemilikan.

Subconscious. Apa lagi yang harus saya percayai setelah ratusan atau bahkan ribuan hari berteman dengan keragu-raguan? Apa lagi yang perlu saya pertimbangkan setelah tak satupun keyakinan masa lalu berseri wajahnya kini? Akankah kebodohan-kebodohan masa lampau dipersilakan untuk diulang? Duh Gusti, pertanda apakah ini? Tolong... Kosongkan jiwa saya sepenuhnya agar saya bisa mengerti. Dan harus mengerti jika memang harus begini cara saya Engkau uji.

Rasanya saya tak jago dalam mengasah intuisi. Semua kepercayaan-kepecayaan gila terbesar saya belum pernah menjadi nyata. Kespesifikan dalam melabeli diri sendiri pun kerap kali terkecoh, tak ada yang benar-benar tepat dalam mentafsirkan tanda-tanda. Entah karena masih kurang percaya atau memang ianya semu adanya. Subconscious tak lain nyaris membikin saya tak waras. Mendekati gila. Meracuni logika. Sekali ini saja ijinkan saya menjadi manusia normal tanpa pertanyaan-pertanyaan batin yang selalu membikin saya menyalahkan diri sendiri. Tak seharusnya saya begini. Mari bantu saya menamatkan cerita apapun yang sudah tak lagi perlu. Masa depan adalah satu-satunya harapan. Disanalah waktu dan tempat terbaik untuk memulai hari baru. Lembar hidup baru. Dengan tinta yang tak lagi 'biru'. Dengan satu nama dan wajah baru. Bismillah.

Monday, October 09, 2017

Feeling Empty

All of this is temporary. Mantra ini yang seharian ini perlu saya rapal. Demi memperbaiki mood yang kalau balau. Demi menerapi diri sendiri bahwa segala hal yang terjadi hari ini adalah sementara adanya. Tak boleh bercokol lama-lama di dada. Tak boleh remuk oleh perasaan insecure yang entah berasal darimana. Tapi aduhai, susah sekali mempercayai mantra tersebut akan dengan mudah bekerja. Sekalipun sudah disertai dengan Bismillah.

Saya tak ingin putus percaya pada keajaiban. Entah sudah kali keberapa saya mencoba terus percaya bahwa keajaiban masih bersedia menyapa saya. Bahkan disaat genting sekalipun. Bahkan di masa-masa tak memungkinkan sekalipun. Saya tak peduli. Saya masih ingin disentuh 'keajaiban'. Putus percaya sama dengan saya kalah. Berhenti memaknai sama dengan harus gigit jari. Stubborn yang melekat di diri saya membuat saya sulit sekali menerima bahwa saya harus menerima keadaan sebagaimana adanya. Harus ada yang saya upayakan. Walaupun hanya lewat do'a.

Saya tak pernah sesakit ini ketika saya harus mentok pada keadaan. Rasanya tak ada lagi tawar menawar yang bisa dipertimbangkan. Nyeri sekali mengetahui bahwa saya kalah dengan langkah sebegini dini. Sedih sekali karena yang bisa saya lakukan hanyalah menghibur diri sendiri. Sejujurnya saya masih belum menerima. Ada banyak 'kenapa' di kepala saya. Yang sialnya ia bergema semau-maunya. Tak ada jawaban yang bisa saya berikan. Bahkan untuk diri saya sendiri. Ironic! Saya seperti tak mengerti dengan diri saya sendiri.

Saturday, October 07, 2017

Semburat Fajar Senja

Kamulah Fajar dan aku Senja. Kamu hadir menggantikan senja yang ditinggalkan orang. Yang ketika petang datang ia dinanti mereka pengagum senja, namun ketika malam menggeser senja yang diidamkan serta merta mereka hilang entah kemana. Seiring gelap malam menyapa, hilang juga manusia pengagum senja. Namun justru disitulah peranmu bekerja. Kamu akan datang setelah senja tak lagi diidamkan. Kamu datang untuk menyambut hari baru yang menyegarkan. Setidaknya kamu datang untuk mengantarkan senja pada harapan. Sebab tak akan ada senja berikutnya jika fajar tak datang.

Jauh sekali masa kita bertemu. Kita tak bisa disanding bersamaan karena kita bekerja atas kehendakNya. Yang bisa kita lakukan sejauh ini hanyalah saling mendo'akan. Semoga titik tempuh yang jauh untuk kita bertemu sapa berkah adanya. Pun ada kepatuhan disana. Semoga kita tidak tergesa.

Kamulah fajar yang siap mengiringi indahnya hari bersama senja. Kamu datang sebagai harapan hari baru. Kamu datang sebagai pembuka hari dengan keindahan tersendiri. Lalu senja yang akan menutup hari tersebut. Dengan keindahan cara lain. Sebelum dan sesudah fajar atau senja datang kita akan bersahabat dengan pagi, siang, sore, malam, dan juga dini hari. Kita akan bersahabat baik dengan mereka. Sebab mereka adalah teman kita. Mereka datang dengan kepatuhan kepada semesta. Layaknya kita. Mereka akan jadi saksi betapa kita saling mendukung dan merindukan. Betapa kita saling mendo'akan. Betapa kita saling tergila-gila pada pesona yang dititipkanNya kepada kita. Betapa kita saling menjatuhi cinta. Betapa kita ingin selamanya patuh kepada Semesta dengan keindahan yang berbeda.

Sunday, October 01, 2017

Menunggu Hati Penuh Cinta

Benarkah cinta memihak mereka yang menunggu? Hmm... Ceritanya anaknya barusan baca buku. Di buku nemu tulisan yang ketika selesai dibaca jadi bertanya-tanya sendiri. Benarkah demikian adanya??

Saya pernah ada dalam fase itu. Saya bahkan cenderung jatuh terlalu dalam, terjun bebas tanpa perhitungan, berteman dengan gravitasi yg rasanya aduhai sekali. Tapi sedikit banyak saya mengakui, benarlah apa yg dikatakan penulis. Saya pernah pernah menunggu dan cinta pernah berpihak kepada saya. Walaupun tidak untuk selamanya. Temali itu akhirnya kandas. Entah oleh apa. Lalu, setelah itu saya juga pernah jatuh dalam masa tunggu, tapi kali ini ia tak berpihak pada saya. Saya kalah oleh keraguan yang megah. Saya tak mungkin bersamanya, atau tepatnya dia lah yang mungkin tak menginginkan saya. Dia lah yang mungkin tak ingin bersama saya.

Dan sekarang saya kembali menunggu seseorang yang hanya akan bersedia menggapai saya. Betapapun sulitnya. Tidak mudah berhubungan dengan saya. Mood yang bisa datang kapan saja, bisa menyentil emosi dan imaji yang membakar diri sendiri. Ujung2nya tak ada yang tahan dengan sikap tak karuan saya. Tapi percayalah, saya tak pernah mengundang sentimentil dan emosi buruk itu dengan sengaja. Semua yang dibutuhkan untuk menghadapi saya hanya cinta. Cinta yang kuatlah yang akan bertahan. Memberantas apa saja. Dan sekarang, itulah masa penantian saya. Menunggu seseorang yang dengan tangan terbuka menerima apa adanya saya. Yang bersedia menyediakan pundaknya untuk saya bersandar ketika lelah ataupun tak berjiwa. Bersedia menjadi sparing partner dalam hal apa saja. Bersedia dalam mengembangkan kemampuan saya, dan meminimalisir ego-ego yang tak perlu. Dari buku yang barusan saya baca, yang saya tahu saya hanya perlu menunggu. Saya harus menunggu. Hingga waktunya tiba. Semoga tidak lama. Aamiin

Menunggulah. Sebab cinta akan hadir disana. Hati yang penuh cinta akan datang menggapai dan menggenggammu. Menggenapi hal-hal yang ganjil dalam dirimu. Maka bersabarlah. Tunggulah dengan hati yang penuh cinta pula *Talk to myself*

Monday, August 21, 2017

Cerita Olahraga Masa Sekolah

Demi apalah ini giliran malam Senin dan besok masuk kerja malah jam segini belum merem juga?? Padahal kemarin yang jelas-jelas malam Minggu dan libur malah ketiduran dan bebas dari begadang?? Dan demi apa pula tetiba jadi punya ide buat nulis yang ujung2nya bisa berdampak semakin sulit tidur sebab bisa membawa perasaan adiktif untuk bisa fokus menyelesaikan tulisan. Oh my...

Adalah kebiaasaan saya sebelum tidur bolak-balik ke kamar mandi, dan ketika di kamar mandi terinspirasi ide buat nulis tentang olahraga yang saya sukai. Udah beneran jadi bilik termenung aja nih kamar mandi kalau kata orang Malaysia. Haha!

Jadi ceritanya saya lagi browsing-browsing akun ig yang notabenenya isinya kebanyakan adalah akun online shop. Poor me it drived me to shop anytime! Bikin silap! Duh! Nah, disela-sela akun yang discrollling itu muncullah akun olahraga favorit saya. Tetiba akun itu untuk kali pertama ngebahas cabang olahraga lain selain yang berhubungan dengan akun tersebut. Nah, penasaranlah saya. Akhirnya saya pindah buka YouTube guna mencari info lebih lanjut tentang berita yang baru saja disajikan.

Setelah bolak-balik mencari key words, berusaha mencari full video demi bisa melihat dan menerka kecurangan2 yang terjadi pada olahraga tersebut yang sayangnya tidak saya temukan video keseluruhannya, akhirnya saya berusaha mencari tahu dari komentar netizen yang ada di video tersebut. Oh ya, ngomong-ngomong olahraga tersebut adalah sepak takraw.

Dikabarkan bahwa Tim nasional sepak takraw putri INA walk out dari perbandingan SEA Games #29 pada set kedua melawan MAS.
Set 1 telah dimenangkan oleh MAS, dan game kedua INA dalam posisi unggul 16-10 sebenarnya. Dari yang saya temukan video terpanjang hanya sekitar 8 menit-an saya kesulitan menemukan penyebab Walk Out-nya Tim INA. Saya kira karena tim MAS menyundul bola yang semula saya kira itu tidak diperbolehkan (Poor me. Lol) namun sepertinya bukan itu alasannya. Setelah membaca rules permainan takraw di kolom komentar (anaknya males browsing multi tasking 😅) akhirnya tetep nggak paham.) Hahaha. Sebenarnya sangat menyayangkan juga sih dengan keputusan walk out Tim INA ini, tapi mau bagaimana lagi. Itu sudah menjadi keputusan Tim pemain dan coach. Menurut komentar netizen MAS, pemain INA memang melakukan fault atas posisi servisnya. Namun menurut beberapa netizen INA hal tersebut tidak masalah dalam melakukan servis. Hanya saja karena merasa beberapa kali diperlakukan tidak adil dan didzolimi oleh umpire akhirnya tim INA tak bergeming saat diminta umpire kembali ke court pertandingan. They left the court. They did walk out! Saya sih tetap belum menemukan pijakan tetap untuk menilai mana yg benar dan mana yang salah. Cuma ya jadinya sangat menyayangkan kenapa sekelas SEA Games hal tersebut bisa terjadi. Gak usah lah ya saya kasih penjabaran kecacatan yang telah dilakukan pihak sing empunya gawe dan venue, you should have a feeling of curiosity. It is necessary!

Jadi sebenarnya saya mau ngomong apa sih?? Nggak tau saya mah. Haha.

Hmmm.. Gini, tetiba saya jadi flash back ke masa2 saya sekolah dan pengalaman2 ttg aktivitas olahraga. Karena ini ngomongin takraw, saya jadi ingat dulu jaman saya masih SMP saya suka nonton kakak kelas main takraw pas jam istirahat. They look cool. Lol again and again 😄. Saya jadi mengingat-ingat sebenarnya boleh gak sih melakukan sundul bola dengan kepala?? Memory saya berhasil menangkap. Dan jawabannya sepertinya ya. Hal tsb boleh saja. Saya sepertinya (lagi2 nggak yakin) sering melihat kakak2 kelas dan teman2 saya seringkali melakukan itu. Kalau hal ini ternyata tidak boleh, please forgive me.

others sport I did when I was young were volleyball, running, and table tennis. I am not the expert by the way, I were just playing for fun. Even I don't know how to play well with all of the rules. Haha.

Sebenarnya saya cuma mau bilang, jaman saya sekolah dulu saya nggak suka pelajaran olahraga alias penjaskes. Till now sih I think. Huft, poor me again. Saya olahraga cuma buat ujian alias cuma buat cari biji nilai di rapor. Saya harus keliling lapangan masjid deket sekolah sebanyak 3x putaran. Saya gak bohong, saya berhasil menaklukam tantangan guru saya. 3x putaran pekarangan masjid yang luasnya hampir sama dengan lapangan sepak bola.  Fyi. Saya berhasil menyemangati diri saya. I did it! FYI, Dan tetap aja, mentok2nya biji saya cuma 6. Huft. Nggak tahu apa ya saya mati2an lari, main volley cuma buat dapet nilai aja dan usaha saya cm dihargai segitu. Menyedihkan sekali. Jaman saya SMP pelajaran olahraga selalu jadi nilai paling rendah di rapor.

Belum lagi tentang volley, saya kayaknya baru kelas 2 SMP baru berhasil nyervis dengan menyebrang net. Udah syukur banget waktu itu. Soalnya nilai diambil dari bisa tidaknya bola menyebrang net dan mengambil umpan balik bola dari teman atau lawan selapangan. Gini juga mentok2nya dapet 6! Miris! Kalau untuk table tennis sih nggak pernah diambil nilai ujiannya. Tapi serius, saya bisa loh nyervis bola dan memberikan pukulan satu dua tiga ke lawan. Dan setelah itu, mati!! Bola sayanya. Hahaha. Kesimpulannya saya gak jago di cabang olahraga apa pun saat SMP. Maafkeun.

Itu cerita jaman SMP. Jaman SD lebih parah lagi. Waktu SD olahraga di sekolah saya cuma lari, kasti, dan volley. Jaman SD kegiatan olahraga sekolah saya hitungannya tidak fair. Olahraga tersebut berlaku unisex. Maksudnya tidak ada kategori putra dan putri. Semua di mixed. Jadi saya sebenarnya traumanya disini. Yang namanya kekuatan putra dan putri kan berbeda, mentalnya juga beda. Saya paling sebelnya kalau main kasti. Duh mak! Kebayangkan harus pukul stik keras2 agar bolanya melambung jauh, terus habis itu harus lari kencang menuju pos keamanan. Main secara tim pula. Kalau pukulannya jauh baru teman bisa lari ke pos keamanan berikutnya atau malah pulang ke Kandang. Dan ketika teman berhasil dilempar dan terkena bola oleh musuh maka keadaan menjadi berbalik. Huft. Sebel banget kalau kek gini. Cuma yang bikin paling kesel bukan itu, tapi ketika dapat gertakan perlawanan dari putra. Ya coba bayangkan putri harus lari menggunakan strategi demi melewati penjagaan kaum putra. Oh my God. Sebelll banget rasanya. Hampir2 mustahil putri selamat dari incaran putra. Udah takut duluan ini sayanya. Makanya seringkali pilih nggak main aja pas jam pelajaran olahraga. Ya mainnya kalau mau ambil nilai aja. Hahaha.

Dari SMP, SD, sekarang kita lompat ke SMA. Jaman SMA udah mulai melebarkan sayap ke badminton, basket, dan renang. Dan semuanya saya nggak bisa. Eh tapi lumayanlah bisa2 dikit. Hahaha. Jaman SMA inilah saya mulai jatuh cinta sama badminton. Waktu itu pemain timnas sudah estafet ke Taufik Hidayat sih yang paling populer. Waktu itu masih point games 15 utk putra dan 11 untuk putri dengan perpindahan kok bertahan. Artinya kok ditangan pemain dulu, barulah saat kok masuk pemain bisa mendapat tambahan poin. Jadinya lama. Satu poin aja bisa pintdah servis mulu. Satu partai pertandingan bisa2 satu jam 😄. Jadi masa ini saya tidak lagi menyaksikan eranya Susi Susanti dan Alan Budikusuma. Saya masih menikmati permainan Nova Widianto - Lilyana Natsir, Hendra - Kido, Fu Hai Feng, Peter Gade, Lee Chong Wei, Lin Dan, Simon Santoso, Sony Dwi Kuncoro, Maria Pebe, Ardiyanti Firdasari, si ganteng Lee Young Dae, Lee Hyun Ill, Bonsak Ponsana, istrinya Lin Dan yg sekarang juga, Zhang Ning sempet lihat juga, duo Denmark kawakan masih top juga smpe sekarang, dll. Di masa SMA ini juga saya punya adik kelas yang menggeluti bidang badminton. Dia anak club. Menurut info, raketnya aja harganya mahal. Buahaha.

Kalau tentang renang ya saya bisa sekedarnya, bisa buat move aja, tapi nggak bisa terapung di tempat, dan nggak berani di kolam kedalaman 2m ke atas. Untuk basket saya nggak bisa apa2. Dribble aja nggak bisa. Buahahha.

Sampe sekarang kayaknya saya nggak suka olahraga. Walaupun saya sadar secara teori olahraga itu penting banget buat kesehatan. Tapi secara praktek saya hampir2 nggak pernah. Tapi saya suka lihat orang olahraga, terutama kalau nonton badminton. Favorite! Kalau di rumah aja tontonan saya badminton terus. Bisa TV kabel soalnya. Kalau di kos, kalau ada event olahraga badminton yang disiarin di TV nasional saya lebih pilih nggak kemana2 demi tetap stay di depan TV.

Nah, itu cerita olahraga saya dari jaman saya sekolah dulu. Kurang menarik ya?? Haha. Tak apalah. Yang penting bisa cerita. Sekarang waktunya istirahat dulu ya... See you...

Saturday, February 25, 2017

Lingkar Jodoh

Kita tidak tahu nantinya akan menikah dengan siapa.  Orang lama yang pernah kita cinta atau dengan orang yang sama sekali baru hatinya. Sama aja. Bagaimanapun caranya menikah, bagi saya tetap saja itu anugerah. Asalkan tidak melanggar norma-norma.

Adalah lumrah jika manusia diliputi gelisah karena belum juga menikah diusianya yang sudah pantas untuk manapaki itu. Tapi jangan khawatir, Tuhan tidak pernah meninggalkanmu sendiri. Tuhan hanya memintamu bersabar lebih. Tuhan memantau kesiapan yang sedang kau pupuk setiap hari. Tuhan ada dalam tadahan tangan yang kau susun atas jemari. Tuhan mendengar semua do'amu. Perkara kapan do'amu dijawab itu perkara nanti.

Hari ini saya mendapat satu undangan pernikahan dari salah seorang sahabat saya. Dia yang lumayan tenggelam kabarnya, tahu2 megirimi saya sebuah undangan pernikahan. Ia akan melangsungkan pernikahan minggu depan. Nggak pernah cerita2 sebelumnya, eh tahu2 memberi kabar bahagia yang tanpa aba2. Saya mendadak galau? Nggak juga. Justru sebaliknya, saya berbahagia.

Sahabat saya ini seumuran dengan saya. Ia yang setahun yang lalu gelisah karena tak punya kekasih, tahu2 mendadak memberi kabar ia ingin menikah. Saya nggak tahu detil hubungan asmaranya, tapi setelah resmi menerima undangan akhirnya sebagai sahabat saya kepo maksimal. Mulai lah tanya2 rempong ke dia. Hahaha. Ternyata ia akan menikahi seorang yang mati2an pernah ia tolak cintanya. Sejak lama.

Selalu ada kisah menarik mengenai jodoh. Dengan kadar bumbunya masing2. Dengan kadar 'rasanya' sendiri-sendiri. Jodoh selalu menjadi kisah ajaib untuk ditelusuri. Tak ada penolakan yang sia-sia. Tak ada penerimaan yang biasa-biasa saja. Semua telah diatur dan ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Bagaimanapun kita berjalan santai kalau memang jodoh toh ia akan sampai digenggaman. Bagaimanapun kita berlari dengan 1000 kaki kalau Allah takdirkan tidak berjodoh toh tidak akan terjadi. Jadi, perkara jodoh tak perlu terlampau dibikin rumit. Ikuti saja alurnya. Nikmati prosesnya. Percayalah tak ada waktu yang terbuang sia-sia. Segala hal sudah berjalan pada track-nya. Asalkan kita percaya. Lalala lalala... (mantra jiwa)

Tuesday, February 21, 2017

Kamu

Akhirnya aku tahu darimana lengkung senyum ini berasal. Kamulah sebab segala kebahagiaan. Kepadamu kugantungkan begitu banyak pengharapan.

Sunday, February 19, 2017

Wacana Misi

Beberapa jam yang lalu saya baru saja menyelesaikan sebuah buku. Ini adalah buku kedua yang saya baca di tahun ini. Buku setebal 604 halaman ini saya selesaikan dalam waktu 3,5 bulan. Cukup lama memang. Namun ini adalah waktu yang terhitung cukup cepat bagi saya. Biasanya saya menyelesaikan buku ini sekitaran bulan Mei. Tepat atau menjelang hari kelahiran Ibunda saya. Memang sejak 2 atau 3 tahun ke belakang, saya berjanji kepada diri saya sendiri untuk menyelesaikan bacaan ini pada hari kelahiran atau menjelang hari kelahiran Ibu saya. Sebenarnya sih saya inginnya menyelesaikan buku ini sebelum hari kelahiran saya, juga Bapak dan Ibu saya. Namun hal itu agak berat buat saya karena jarak waktu yang pendek utk ukuran pembaca seperti saya. Kelahiran saya, Ibu dan Bapak hanya berjarak 1 bulan berturut-turut (3 bulan berturut-turut). Agak berat buat saya menyelesaikan misi ini padahal itu adalah hal yang memungkinkan sebenarnya. Namun dengan waktu penyelesaian buku ini yang lumayan dini semoga misi saya nanti bisa berjalan sesuai rencana. Paling tidak dalam 3 bulan itu saya bisa menyelesaikan sebanyak 2 kali. Mengingat hari kelahiran saya dan Ibu hanya terpaut seminggu, ini merupakan hal lumayan sangat berat bagi saya. Jadi saya putuskan untuk mengambil waktu yg paling akhir yakni hari kelahiran Ibu. Semoga Allah berkenan memudahkan segala harapan saya dan meringankan langkah saya demi mendekati titik tuju saya. Aamiin..

Saturday, February 18, 2017

Tulisan Hilang yang Malang

Cuma mau bilang, tulisan gw hilang! Udah gitu aja. Mau bikin yang baru nggak bisa sebab ide menulis tidak datang dari jalan yang sama. Semoga esok tergantikan dengan tulisan yang baru. Semoga..

Thursday, February 16, 2017

Spektrum Bahagia

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya satu jam yang lalu, saya baru saja menyelesaikan sebuah buku. Ini adalah buku pertama yang saya lahap habis di tahun ini. Setelah sekian lama absen dari dunia baca buku, ada rasa menakjubkan yang menghampiri saya. Buku yang barusan saya baca adalah buku setebal 329 halaman, selesai dalam 2 hari dengan jeda disana-sini. Sebenarnya tidak cukup tebal kalau dilihat dari segi halaman, tapi jika dipandang dari segi minat baca rasanya Masya Allah. Merupakan satu pencapaian perdana yg patut saya apresiasi sendiri di tahun ini sebab bisa membaca sebuah buku dengan minat baca yg sedang dilanda krisis hebat.

Minat baca saya yang menurun parah sejak setahun ini membuat saya bangga menyelesaikan buku perdana yg saya baca tahun ini. Terdengar berlebihan ya? Haha. Maafkan jika begitu, tapi memang demikianlah adanya. Ada spektrum bahagia ketika mata saya jatuh pada huruf terakhir buku itu. Sel-sel saya seperti disapa cahaya bintang di angkasa. Menjadi jauh lebih bernyawa. Seakan tidak percaya saya telah menyelesaikannya. Seolah tak percaya saya telah 'pulang' dari perjalanan panjang. Saya kembali, pada akhirnya. Setelah ini mudah2an perjalanan baca tulis saya semakin jelas menuju rumah. Semakin terpupuk dan terasah. Gak perlu didorong oleh sesiapa, cukuplah alam semesta yang menuntun saya. Bagi saya itulah sebenar-benarnya panduan. Seterang-terangnya penunjuk jalan.

Tanya yang Menemukan Jawaban

Cepat atau lambat pada akhirnya kita akan 'dipertemukan' dengan jawaban2 atas pertanyaan2 yang meraung-raung dalam kepala kita sendiri. Benarlah bahwa setiap hal selalu bersanding dengan oposisi biner. Seperti halnya siang bersanding dengan malam, panas versus dingin, bumi dengan langit, begitu pun setiap tanya bersanding dengan jawaban. Dan mereka akan saling menemukan dengan caranya sendiri. Secara alami. Tanpa perlu kita percepat atau perlambat kedatangannya. Mereka membuka diri tanpa paksaan sesiapa. Selain memang atas ketetapan-Nya. Maka, jangan pernah berhenti bertanya. Selamat menabung tanya sebanyak-banyaknya. Namun jangan lupa untuk berusaha mencari jawabnya, hanya saja tidak perlu ada proses bedah. Jalani saja dengan alami. Yakinlah ia akan membuka diri. ✨🌟💫🌌🌠💥
*talk to the book*

Friday, February 10, 2017

Tentang Perempuan

Berbahagialah kalian wahai kaum lelaki karena tidak pernah merasakan sakit bulanannya kaum perempuan. Kalau bulanannya aja ada sakitnya lalu bayangkan bagaimana sakitnya perempuan hamil selama 9 bulan? 🌜🌵

Sakit bulanan itu disebut PMS (Pra Menstruation Syndrome). Sakit yang rasanya nyeri tak terkira sebab menjelang atau datangnya haidh. Sakit tipe ini memang gak setiap bulan datang, hanya sesekali. Tidak setiap datangnya haidh disertai nyeri perut seperti ini. Tapi jika ia datang, rasanya gak karuan. Rasanya tak ada perumpaan yang tepat ataupun bahasa yang dapat mewakili pemaparan sakitnya. Mau tiduran, duduk, jongkok, berdiri atau posisi apapun sakitnya tetap terasa. Satu2nya yg bikin hilang rasa sejenak adalah tidur pulas. Ingat ya, hanya tidur pulas. Kalau hanya sekedar tiduran dijamin sakitnya gak hilang. Kadang2 walaupun sudah tidur pulas, namun ketika bangun sakitnya kembali datang. Bisa berjam2an sakit begini, kadangkala ada pula yang seharian. Kebayang gak rasanya?

Tapi... Semua itu belum seberapa dibandingkan sakitnya perempuan hamil. Saya sih memang belum pernah hamil, jadi belum tahu pasti sakitnya seperti apa. Kalau ngebayangin kadang2 super ngeri, apalagi kalau ngebayangin keadaan melahirkan. Ampun, saya belum punya nyali. Namun semua itu tidak memupuskan harapan saya agar segera hamil, LoL.

Keadaan sakit nyeri haidh ini bikin saya ingat dengan pemaparan penulis favorite saya, Sidney Sheldon. He said that he liked to use woman character on his novels that represented that woman has tremendous power. I agree with him. Bahwa setiap perempuan itu hebat. Setiap perempuan terlahir kuat. Ia seperti memang diciptakan dengan multi talenta. Sejatinya tidak ada perempuan yang biasa2 saja. Semua perempuan luar biasa. Semua perempuan istimewa. Semua perempuan berharga. Saya berbangga terlahir sebagai perempuan. Bahwa perempuanlah embrio kehidupan. Bahwa ditangan perempuanlah peradaban dibangun.

Kembali ke masalah melahirkan. Kita tahu dari cerita orang2 bahwa melahirkan itu sakit luar biasa. Disana ada pertaruhan nyawa hidup dan mati seorang perempuan. Puncak sakitnya mengandung ada di bab melahirkan. Saya percaya semua perempuan takut dengan melahirkan, namun toh Allah memberikan kekuatan yang nggak bisa diduga bahkan oleh mereka sendiri. Kalau dibayangin memang ngeri tapi pertolongan Allah nyatanya mampu menutup semua luka dan sakit mereka. Ketika bayi yang didamba telah lahir, bersama itu pula senyum mereka mengembang. Maka resmilah mereka menjadi Ibu. Manusia yang akan membangun peradaban.

Dari kejadian nyeri haidh ini saya belajar bahwa sebenarnya ini adalah ujian bertahap sebelum menuju fase melahirkan. Sakit bulanan yang kadang2 datang ini adalah sakit yang sifatnya bertahap. Sakitnya gak setiap sebulan sekali datang, hanya sesekali. Tapi yang sesekali itulah yang bikin perempuan belajar lebih kuat. Perempuan seperti disiapkan untuk episode yang jauh lebih besar, episode mengandung dan melahirkan. Bayangkan mengandung seorang bayi selama 9 bulan itu sakitnya seperti apa ya kalau PMS seharian aja sakitnya seperti ini? 😑 Itulah kekuatan perempuan.

Katanya kalau mengandung itu apa2 susah, tidur susah, buang air susah, jalan susah. Setiap fase mengandung perempuan itu bukannya tanpa risiko. Tri semester pertama, pada tahap ini katanya calon Ibu seringkali merasa mual. Apa2 yang masuk ke mulut seolah2 keluar juga (dimuntahkan). Tapi calon Ibu harus tetap semangat makan nutrisi bergizi demi pertumbuhan janin dalam rahimnya. Walaupun selang beberapa saat makanan yang terpaksa dimasukkan dengan berat hati harus keluar karena bawaan muntah2. Biasanya kayak gini yang bikin Ibu hamil enggan makan. Tapi kalau nggak makan nanti lebih berbahaya lagi katanya. Dilemma kan jadi perempuan? Belum lagi tahapan2 mengandung lainnya. Kalau perut Ibu sudah besar (kandungan tua), mereka harus menopang dua tubuh sekaligus, tubuhnya sendiri dan tubuh calon bayinya. Nggak usah ditanya kita pasti tahu rasanya berat. Dan itu mereka rasakan selama lebih kurang 9 bulan. Membawa-bawa seorang janin dalam kandungan selama 9 bulan itu membikin saya semakin takjub pada perempuan. Buat saya perempuan itu akan jauh terlihat cantik saat mengandung besar, saat perut dan anggota tubuh yang lain terpaksa ikut membesar. Jauh berbeda dari ukuran tubuhnya semula.

Yang membuat saya kagum pada perempuan adalah seberapa pun sakitnya derita perempuan mereka selalu bisa mengatasinya. Perempuan seperti dibimbing langsung oleh Tuhan bagaimana mengobati luka dan sakitnya. Insting mereka tajam. Kasih sayang mereka tanpa batas. Mereka menjadi pusat kehidupan. Bahwa tak ada kelahiran tanpa seorang perempuan. Bahwa tak ada peradaban tanpa 'sentuhan' seorang perempuan. Cara mereka menyembuhkan luka, mengobati sakit, menahan perih, membesarkan dan mendidik anak terlahir dengan sendirinya. Alam semesta yang mengajari mereka. Pengalaman menjadikan mereka Ibu terhebat bagi anak2 mereka. Inilah yang menyebabkan tak ada Ibu yang cacat. Setiap anak pasti mengagumi Ibu mereka masing2. Betapapun tak sempurna pengasuhan Ibu mereka, mereka tak bisa mencari Ibu pengganti. Itulah mengapa Ibu mereka menjadi Ibu terbaik. Rapor Ibu tak ada yang merah. Ibu mereka tetap Ibu terbaik walaupun dibandingkan dengan Ibu siapa saja. Sekalipun dibandingkan dengan Ibu mertua. Inilah mungkin yang menjadi alasan besar bagi setiap anak perempuan agar ketika mereka melahirkan mereka ingin didampingi oleh Ibu kandung mereka, dan bukan Ibu2 lain, sekalipun Ibunya Ibu (nenek) atau Ibu mertua. Dengan pengorbanan Ibu yang luar biasa itulah rasanya sepadan bahwa ada surga di telapak kaki Ibu. Anak2 yang ingin masuk surga sejatinya syaratnya tak susah, cukup muliakan Ibu mereka itu sudah termasuk kunci surga. Tetapi semakin dewasa anak2 belajar mencintai orang lain. Mungkin dalam tahap ini setiap ayah dan Ibu merasa pilu. Bahwa anak2 yang dikandung dan diasuhnya akan mulai membangun peradaban kecil lagi melalui keluarga. Mereka akan mentasbihkan calon Ibu2 yang baru. Mereka akan membangun peradaban secara turun-temurun. Begitulah seterusnya. Hingga peradaban yang lebih besar lahir dan berkembang. Surga2 baru tercipta dengan alami melalui Kuasa Ilahi. Begitulah Allah mengistimewakan seorang perempuan. Jadi bagaimanapun sakitnya menjadi perempuan nikmati saja. Perjuanganmu akan dibalas dengan sangat manis. Contohnya saja saya, dari nyeri haidh ini bisa menghasilkan tulisan absurd ini 😄

PS: penulis menulis tulisan ini sambil meringis menahan sakit. Nyeri haidh ini istimewa! 🍺

Thursday, February 09, 2017

La La La

Kalau ada yang bertanya "pernah jatuh cinta?". "Hanya beberapa kali." Lalu bagaimana dengan patah hati, pernahkah?Tentu saja. Untuk yang ini lebih banyak jumlahnya. Hahaha.

Ngomongin tentang 2 hal diatas gw berasa kayak agak erosi hati. Kalau menilik sejarah sih emang kekasih2 gw sih nggak ada yang ganteng (dosa apa ya gw gak pernah punya cowok ganteng, haha), jadi emang gw jarang ngerasa super jealous ke mereka. Atau mungkin sebenarnya gw gak punya rasa cemburu ya? Haha, parah! Tapi emang sih, gw ngerasa jarang atau mungkin hampir nggak pernah ngerasa cemburu sama kekasih2 gw hanya karena cara mereka beradaptasi dengan wanita2 lain selain gw. Kalau dipikir2 sih buat apa juga? Kalau cuma bikin susah gw aja mah ogah. Jadi bisa disimpulkan erosi rasa gw nggak disebabkan dari hal yg satu ini.

Kadang2 gw heran, semakin kesini kenapa rasa gw jadi jauh berubah? Rasanya gw ada di fase degradasi hati/rasa. Gw jadi bertanya-tanya cewek2 lain ngerasa gini juga nggak sih? Apa cuma gw aja? Gw kadang2 jadi kangen sama masa2 gw jatuh cinta dan patah hati dulu. Rasanya menakjubkan. Gw bisa jatuh cinta dan patah hati sekaligus dalam waktu yg bersamaaan. Jauh bangett sama keadaan gw sekarang. Apa karena sekarang gw udah jauh lebih "matang" mengolah rasa? Ah, entahlah. Mudah2an sih begitu.

So, what's the problem, Ucrit? Gw pengen menikah biar bisa ngerasain jatuh cinta yang sebenarnya.

Monday, February 06, 2017

Makna Dibalik Perjalanan

Misi sudah selesai. Alhamdulillah saya sukses menaklukkan tantangan ujian meskipun gagal memupuk kepercayaan diri dalam menghadapi penguji. Nggak ada ujian yang mudah, apalagi modal hafalan. Hafalan tidak bisa selamanya kekal dalam ingatan. Sialnya sekalipun sudah mati2an menghafal kadang2 bisa bubrah hanya karena gerogi. Bikin suara tetiba jadi gemetar dan nggak stabil, lama-kelamaan bisa bikin hilang fokus dan akhirnya materi hafalan seakan hilang dari ingatan. Bukan karena nggak hafal, tapi gerogi yang akhirnya berimbas pada lupa. Jadi kesannya di depan penguji kitanya nggak hafal, padahal cuma masalah hilang ingatan sejenak. Ujung2nya mempengaruhi nilai ujian. Memang sih nilai bukan tujuan, tapi kalau bukan karena mengejar nilai nggak akan ada barometer kelulusan. Jadi, dalam setiap ujian mengejar nilai itu perlu, dalam artian mengejar kelulusan. Alhamdulillah, saya lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

Ujian ini mengajarkan saya banyak hal tentang mempelajari Al-Qur'an. Sebelum ujian, saya merasa materi ini lumayan berat buat saya. Belum lagi mengingat kemampuan menghafal saya yang payah, saya rasanya sedari awal frustrasi dini. Mencoba berkali-kali menghafal tapi nggak 'masuk2', ujung2nya saya minta bantuan guru. Alhamdulillah, cara ini manjur. Saya dipaksa menghafal agar sampai pada tujuan, mencapai kelulusan. Terima kasih tak terhingga pada guru yang telah membimbing saya selama proses belajar (menghafal materi ujian). Saya jadi tertantang untuk mengikuti ujian tahap selanjutnya.

Saya sungguh bersyukur ada dalam lingkungan orang2 pecinta Al-Qur'an. Melalui perjalanan menuju ujian ini saya menyaksikan banyak hal tentang kecintaan guru2 saya memuliakan Al-Qur'an. Seeing is believing. Begitulah kira2 pelajaran yang saya dapatkan dari perjalanan ini. Saya menyaksikan mereka menyibukkan diri dengan bacaan Al-Qur'an. Sepanjang perjalanan masing2 kami bermuroja'ah dengan hafalan masing2 dimana kami terbagi dalam 2 materi ujian yang berbeda. Ada yang gantian saling menyimak bacaan untuk mengoreksi bacaan yang keliru, ada yang membaca Al-Qur'an selama diperjalanan untuk menggenapi proyek ODOJ (one day one juz), ada yang berbagi cerita tentang pengalaman dakwah, ada pula yang berusaha tidur supaya tidak mabok darat. Melihat dan mendengar mereka melantunkan ayat2 Al-Qur'an saya rasanya tertonjok. Ada nyeri di ulu hati saya. Saya yang jauh lebih muda dari mereka ternyata sangat jauh tertinggal dalam memuliakan Al-Qur'an, bahkan terkesan mengabaikan. Mereka yang dengan kesibukannya tinggi saja masih menyempatkan diri membaca Al-Qur'an. Tak satu hari pun mereka lewatkan dalam membaca Al-Qur'an. Saya salut sekaligus malu melihat keistiqomahan mereka. Saya yang masih muda, masih segar, punya cukup waktu luang belum bisa seistiqomah Beliau.

Ketua rombongan ini adalah seseorang yang usianya sudah senja, tapi ghiroh Beliau dalam memuliakan Al-Qur'an sangatlah tinggi. Seringkali Beliau bermuroja'ah melantunkan ayat Al-Qur'an, sesekali juga bercerita tentang kecintaan beliau dalam berdakwah. Perjalanan kemarin saya mendengar langsung beliau muroja'ah surah Al-Waqi'ah dengan sangat indah. Saya takjub dan terpukau. Tingkat kekaguman saya kepada Beliau mendadak naik drastis. Saya balut cinta saya dengan syukur dan do'a. Saya bersyukur karena bisa secara langsung berinteraksi dan belajar dari beliau. Semoga Allah berkenan memanjangkan umur beliau, memberikan kesehatan, keselamatan, dan keberkahan tak putus2nya kepada Beliau, mengistiqomahkan langkah Beliau dalam berdakwah, meridhoi dan merahmati hidup Beliau sekeluarga. Aamiin ya Robbal 'Alamiin.

Namun pelajaran yang saya dapat tidak putus sampai disitu. Sebagaimana kita tahu, perjalanan panjang lintas provinsi yang ditempuh lewat jalur darat pasti melelahkan. Belum lagi keadaan badan jalan banyak sekali yang rusak berat membikin laju kendaraan melambat, waktu tempuh perjalanan menjadi terhambat sehingga memakan waktu yang lebih lama dari estimasi waktu tiba. Kami akhirnya tiba di tujuan dengan waktu yg lebih panjang, lumayan agak malam. Terhitung terlambat untuk ukuran jam makan malam. Setelah menghormati jamuan tuan rumah, kami dipersilakan istirahat agar besok pagi bisa fresh ketika ujian. Namun apa yang saya saksikan? Lagi2 saya takjub dengan pandangan mata saya. Hampir tengah malam setelah menempuh perjalanan seharian, lelah seperti tiada pada diri mereka. Guru2 saya setelah membersihkan diri, mereka tidak langsung ambil posisi tidur. Yang terjadi adalah mereka menyempatkan diri dengan membaca Al-Qur'an. Sesibuk dan selelah apapun mereka, mereka tak lupa pada misi ODOJ mereka. Saya lagi2 seperti ditonjok. Saya sungguh jauh tertinggal dari mereka. Mereka bela2in bertadarus hingga dini hari demi mengemban sebuah misi, membaca Al-Qur'anul Karim. Saya boro2 ODOJ, sebulan sekali aja belum tentu khatam Al-Qur'an. Melalui perjalanan ini saya seperti dipanggil dia diingatkan untuk berlomba2 dalam kebajikan. Nggak ada kata terlambat dalam mencari ridho-Nya, seperti kemarin bekal sebelum ujian, awali saja dengan Bismillah. Semoga barokah.

Friday, February 03, 2017

Perjalanan

Sepanjang perjalanan darat, banyak sekali jalanan yang berlubang. Ini jalanan benar2 memprihatinkan. Lubangnya terlalu banyak dan lumayan dalam. Setiap pengendara harus mengurangi laju kecepatan kendaraan dan harus ekstra hati-hati menatap jalanan. Itulah kenapa saya lebih menyukai perjalanan udara ketimbang perjalanan darat. Bukannya perjalanan udara tanpa hambatan, justru perjalanan udara tergolong mengerikan dalam hal kecelakaan. Saya ngeri tiap ngebayanginnya jadinya gak akan saya bahas efek kecelakaan pesawat terbang. Setiap orang pasti tahu akan kengerian itu. Tapi tahukah bahwa konon katanya pesawat terbang (kendaraan udara) merupakan alat transportasi yang minim kecelakaan?

Tingkat kecelakaan pesawat terbang jauh lebih kecil dibandingkan kecelakaan pada transportasi darat maupun laut. Yang kita lihat dan dengar dari media tentang kecelakaan pesawat terbang itulah sebagian kecil kecelakaan transportasi udara, sehingga ketika ada kecelakaan maka ia seolah menjadi satu berita yang besar atau lebih tepatnya dibesar-besarkan. Jika kita amati tiap hari raya besar keagamaan seperti Lebaran (Idul Fitri) misalnya, banyak sekali kendaraan darat, laut, maupun udara yang berlalu lintas di lintasannya masing2. Nah, pada saat hari raya keagamaan itulah banyak terjadi kecelakaan darat maupun laut, kecelakaan darat menjadi tingkat tertinggi, sementara kita jarang mendengar kecelakaan pesawat terbang pada hari raya keagamaan. Kalaupun ada datanya tidak sebanyak kecelakaan alat transportasi darat maupun laut. Sebenarnya kendaraan laut juga lumayan aman, namun umumnya kecelakaan ini seringkali terjadi karena overload penumpang. Beberapa tahun belakangan ini menjelang tahun baru kasus yang ada seperti itu, umumnya mereka lebih mengedapankan omset ketimbang keamanan dan kenyamanan penumpangnya. Miris sekali. Harusnya itu bisa ditanggulangi agar tidak terjadi demikian, namun segelintir orang lebih suka memanfaatkan keadaan demi keuntungan pribadi. Menyedihkan. Nilai kemanusiaan tidak lebih tipis dari kulit bawang.

Yang bikin saya ketagihan naik pesawat terbang adalah efek dari naik pesawat terbang itu sendiri. Saya jadi suka berada diawang2. Saya suka melihat langit, awan dan kadang2 air hujan dari ketinggian. Yang tidak kalah menakjubkan saya jadi suka membangun imajinasi. Ketika di udara saya jadi lebih suka bermonolog, apalagi kalau dapat window seat, rasanya surga. Jadi bebas leluasa memandang apa saja. Lihat awan kadang2 gak sengaja bikin fabel sendiri, rasanya jadi bernostalgia dengan masa kecil. Dulu sewaktu saya kecil suka sekali lihat awan, dan mengira-ngira awannya kira2 mirip hewan apa, lalu mulailah membikin fabel sendiri. Hahaha, ternyata saya memang suka menghayal sejak kecil. Tapi ada sih satu kekurangan naik pesawat terbang, harga tiketnya kemahalan, nggak terjangkau. Apalagi kalau Lebaran, bisa2 naik 2x lipat dari harga normal. Selebihnya, naik pesawat terbang itu menyenangkan. Oh ya satu lagi, berada diketinggian bikin saya dekat dengan Tuhan. Saya jadi lebih bersyukur karena Dia menciptakan alam semesta ini luar biasa indah dan seimbang. Tak ada yang cacat dalam penciptaanNya. Saya bersyukur bisa menikmati karuniaNya. Apa2 yg saya lihat di udara membuat saya kagum akan Tuhan saya. Saya jadi berpikir bagaimana cara kerja mereka, lihat awan yang menggantung, langit biru dan kadang2 kelabu, bintang2 yang gemerlap, matahari yang bersinar terang, air hujan yang turun dari gumpalan awan. Sungguh dalam penciptaanNya ada tanda2 kebesaran-Nya bagi orang2 yang berfikir.

Perjalanan menuju Cirebon, Jawa Barat
4 Februari 2017


Bekal Perjalanan

Adalah kesalahan besar jika dalam perjalanan atau dalam bepergian tidak membawa minyak kayu putih, pena dan buku catatan. Dalam hal minyak kayu putih jarang sih ketinggalan, karena ini sudah menjadi obat wajib sehari-hari, tapi kalau buka catatan ya ini yang sering kelupaaan.

Saya sih orangnya kalau diperjalanan suka berimajinasi. Jangankan naik pesawat, naik motor aja saya seringkali nggak fokus. Isi kepala seringkali berantakan. Sering kepikiran hal2 lain diluar berkendara. Ini kalau pihak kepolisian tahu bisa2 SIM C saya dicabut, jadinya gak boleh berkendara.  Tapi syukurlah mereka nggak tahu. Hahaha.

Perjalanan kali ini kurang lengkap rasanya tanpa coret-coret sesuatu. Kepala jadinya makin gak karuan. Banyak yang bertebaran liar disana. Yang sayangnya tidak bisa saya kristalkan. Syukur Alhamdulillah perjalanan kali ini ada jaringan signal WiFi-nya jadi masih bisa nulis di blog. Enyiwei, kalau diperjalanan ada jaringan WiFi gini rasanya surga. Alhamdulillah cuaca siang ini lumayan cerah berawan. Do'akan perjalanan ini barokah ya..



Wednesday, February 01, 2017

Hello, Kau

Kau tahu? Kau dilahirkan tidak untuk menyerah! Tapi kau juga tahu bahwa hasil bukan menjadi satu-satunya parameter kekuatanmu. Nikmati saja alurmu. Kau semestinya tahu kapan kau harus menyerah dan kapan kau harus melanjutkan langkah. Tapi ingatlah satu hal, tak ada hidup yang mudah. Tak ada perjalanan yang lurus-lurus saja. Pergunakan otak dan intuisimu, kamu harus bijak dalam menyikapi keduanya.
*monolog menjelang lalala*

Tuesday, January 31, 2017

Ceracau Dini Hari

Kalau tetiba dini hari pingin menulis itu namanya apa kalau bukan kecanduan?
Kalau tetiba di dini hari yang sepi terlintas namamu itu namanya apa kalau bukan rindu yang keterlaluan?
Mungkin rindu ini datang bukannya tanpa sebab dan alasan
Mungkin tanpa kamu sadar dibelahan bumi yang lain kamu menyebut namaku,
Entah pendek entah panjang,
Entah nama lahir entah nama pena,
Entah semu entah nyata
Entah kenangan manis entah kenangan menggerutu,
Pokoknya tiba2 kamu mengingat aku
Hingga mendesau lah ingatan2 tentang kamu yang terbungkus rindu
Hingga aku beku dalam magis drama
Drama bernafaskan kamu dan rindu
Drama berparaskan semu

*Sebenarnya pada saat mau menulis tadi alurnya nggak begini, tapi ah sudahlah...
Kadang2 rasa membawa saya pada entah
Kata2 selalu menang, tak bisa dilawan!
Selamat dini hari, kawan! :-)*

Monday, January 30, 2017

H Minus Sekian

Seberapa jauh persiapanmu menghadapi ujian? Belum seberapa.

Beberapa hari ke depan saya akan menghadapi ujian, tapi gini hari ritme belajar saya masih biasa2 aja. Entah ya, kok rasanya saya belum matang mempersiapkan diri? Ntar kalau udah hari H ujian barulah bingung, baru lah panik datang, barulah kepala pusing tak karuan, barulah sesal datang kemudian. Ah sudahlah, maju saja dengan Bismillah. Berharap nanti ketika ujian dilancarkan dan diberi kemudahan. Diberikan ingatan yang tajam tentang materi hafalan. Dido'akan oleh orang2 kesayangan.

Sekarang pikirkan saja dulu tentang kesehatan. Maag yang sering kambuh, batuk yang bikin gatal tenggorokan, flu yang bikin hidung meler gak karuan, ujung2nya kepala juga ikutan kebagian pusing sehingga bikin sulit konsentrasi belajar (alasan! 😅).

Metamorfosa Kita

Akan datang saatnya aku lebih berbahagia dari kamu hanya karena melihat lengkungan di bibirmu. Akan tiba waktunya aku lebih jatuh ketimbang kamu ketika melihat senyum dan tawa lepasmu lenyap dari wajahmu. Akan sampai masanya kita tak lagi bingung mau berjalan kemana. Dan saat itu tak lagi ada sisi aku dan kamu. Dua makhluk asing itu akan berubah menjadi kita. Semoga.

Sunday, January 29, 2017

Harapan

Tak ada yang salah dengan harapan. Harapan
menjadi oase penyejuk bagi mereka yang letih berkelana. Harapan menjadi jembatan untuk sampai pada tujuan. Harapan membawa kita dekat dengan akhir perjalanan yang kita idamkan.

Sekonyol apapun harapan, ianya tak pernah salah. Harapan tidak dipandang dari sudut benar dan salah. Harapan boleh dihidupkan oleh siapa saja. Harapan ada untuk menyegarkan mereka yang letih berkelana, sekaligus menjadi jembatan pemberitahuan bahwa belum saatnya berhenti. Belum saatnya menyerah kalah. Belum tiba waktunya menghentikan langkah.

Harapanmu tidak ditentukan oleh orang lain. Harapanmu mutlak menjadi milikmu sendiri. Harapanmu tidak seharusnya dipatahkan orang lain. Harapanmu semestinya tetap hidup didalam dirimu. Harapanmu tak boleh mengecil sekalipun dunia tak selalu ramah padamu. Harapanmu tak boleh pupus. Harapanmu harus tetap ada. Harapanmu harus tetap menyala. Harapan harus menjadi nyata. Mungkin memang tidak semua, paling tidak pastikan beberapa.





Saturday, January 28, 2017

Bacalah! Lalu kenali siapa Tuhanmu

Tak ada yang kebetulan memang. Semesta benar2 bekerja seperti apa yang kita pikirkan. Semesta menarik apa2 yang kita pikirkan, apa2 yang kita konsepkan, apa2 yang tertanam dalam manifestasi benak dan alam bawah sadar kita.

Hampir sebulan ini saya menemui satu fenomena yang muncul dipermukaan. Beberapa hari menjelang tanggalnya tahun 2016 untuk kemudian diestafetkan dengan tahun 2017, saya menemukan secara acak/random satu fenomena alam semesta. Hampir sebulan ini saya mengikuti secara off line mengenai fenomena tersebut. Saya mengikuti dua akun sekaligus, pertama akun yg mendukung teori tersebut dan yang kedua adalah akun yang  menyanggah. Saya baca setiap kolom komentar yang ada disana, baik yang menyetujui maupun yang menyanggahnya. Saya mendadak rajin buka YouTube untuk mencari tahu apa yg mereka sangkakan. Tiap kali mereka membawa-bawa ayat Al-Qur'an, saya langsung ambil Al-Qur'an terjemahan untuk melihat apa2 yg mereka paparkan, dan mencoba menginterpretasi makna yg tersirat pada ayat tersebut. Memang, sebagai Muslim kita tidak boleh sembarang mentafsirkan ayat2 Al-Qur'an, maka saya hanya sebatas mengira-ngira.

Hari ini, saya baru saja menonton satu film karya anak bangsa yang mencoba mengangkat tokoh anak negri yg berkontribusi besar dalam bidang dakwah dan pendidikan Islam sebagai bentuk apresiasi. Judulnya Iqro! Yang artinya bacalah! Ini adalah ayat pertama yang terdapat dalam surah Al-Alaq dimana surah Al-Alaq 1-5 ini merupakan wahyu Allah yang pertama kali diturunkan kpd Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di gua Hiro (Q.S Al-Alaq sendiri sendiri ada 19 ayat.) Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dalam keadaan illiterate, dalam keadaan buta huruf, buta aksara. Beliau gigil saat menerima wahyu karena tidak bisa membaca. Personally saya suka sekali dengan kandungan surah Al-Alaq ini. Perintah untuk membaca. Perintah untuk mencari ilmu pengetahuan. Perintah untuk melenyapkan buta huruf dan buta aksara. Dimana dalam Islam menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi kaum muslimin dan muslimat semenjak dari buaian hingga liang lahat. Bahkan ada pepatah yang mengatakan tuntutlah ilmu sampai ke negri China. Karena memang demikian pentingnyalah perihal menuntut ilmu ini, tak boleh ada kata cukup atau berhenti apalagi lelah untuk menuntut ilmu. Supaya manusia terbebas dari kebodohan, dimana kebodohan mendekatkan pada kemiskinan, dan kemiskinan mendekatkan pada kesengsaraan. Awal mula kemiskinan itu pada akhirnya bisa mendekatkan pada krisis moral manusia.

Dari film ini, setidaknya ada 3 intisari yang bisa saya ambil (tersurat secara jelas juga difilmnya). Pertama bacalah ayat2 Allah yang termaktub dan terkandung dalam Al-Qur'an. Kedua bacalah ayat2 Allah yang terdapat dalam penciptaan alam semesta. Dan yang ketiga bacalah ayat2 Allah yang terdapat dalam penciptaan diri sendiri (makhluk hidup). Apa maksudnya? Bahwa diri sendiri dan alam semesta raya ini semuanya adalah bahan ilmu pengetahuan yang mana semua ciptaan Allah harus kita croscek lagi dalam Al-Qur'an. Artinya science yang ada didunia ini harus sejalan dengan firman Allah. Jika ada yg tdk selaras sesungguhnya itu bukan salah Al-Qur'annya, melainkan ilmu science lah yang belum mampu mengungkap kebenaran yg terkandung dalam Al-Qur'an. Bisa jadi karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan, ataupun terbatas alat2 untuk meneliti alam semesta ini. Pendeknya dalam setiap penciptaan makhluk dan alam semesta ini mengandung ilmu pengetahuan, mengandung bukti kebesaran Sang Khalik, Allah SWT. Tinggal bagaimana kita mau belajar atau tidak. Karena pada akhirnya setiap pencarian kita akan ilmu membuktikan akan Kekuatan Tuhan yang mengantarkan kita menjadi makhluk yang jauh lebih bersyukur. Mensyukuri segala nikmat tak terkira yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.

Lalu apa yang membuat saya takjub? Yang saya dalami hampir sebulan ini sedikit banyak tersajikan dalam film ini. Pada adegan tertentu, pikiran saya meloncat-loncat pada kolom komentar akun yang saya dalami dan juga terjemahan ayat yang saya coba cari tahu kebenarannya. Pada pembenaran dan penyangkalan alam semesta.

Saya sendiri percaya yang mana? Saya mempercayai ilmu pengetahuan yang dikuatkan pada dalil naqli dan dalil aqli. Kedua unsur dalil ini menjadi penting untuk dipegang dalam menerima satu ilmu pengetahuan karena menurut saya Allah sudah menyediakan jawaban atas pertanyaan2 kita. Karena kita diberi akal maka caritahulah ilmu itu dengan akal. Mudah saja memang bagi Allah untuk membalikkan satu keadaan, tak ada yang mustahil bagi Allah, Dia Maha Pencipta, Dia Maha Segala, namun Dia pasti juga mengetahui batas kemampuan kita, Dia tak mungkin membiarkan kita tidak dapat membaca tanda2 semesta. Dia sudah sajikan jawaban atas pertanyaan kita, tinggal apakah kita mau mencari tahu, membenarkan atau malah mengingkari ayat2 Allah. Sungguh terkutuk mereka yang menyalahi kebenaran firman Allah, kebanaran yang terkandung dalam penciptaan alam semesta raya ini. Karena sejatinya milik Allah lah apa2 yang ada dilangit dan dibumi, dan apa2 yang ada diantara keduanya.

Sunday, January 22, 2017

Cerita Embuh

Iseng-iseng kirim pesan ke mantan "hei, aku nge-blog lagi loh. Aku mulai nulis lagi".
Jawaban dia "Iyakah? Palingan ga sebagus dulu nulisnya"

Dari jawabannya atas pertanyaanku diatas akhirnya membuatku berpikir benarkah kualitas menulisku semakin entah? Hmm...
Jawabanku ke dia ya aku akhirnya pilih ngegombalin dia. Aku bilang ke dia bahwa tulisanku gak sebagus dulu krn objeknya bukan dia 😄. Padahal ya akunya sedikit terusik juga sama jawaban cerocosnya. Hahaha.

How come? Nih anak mulutnya suka sak penake dewe. Suka2 dia aja gitu mau ngomong apa aja ttg aku. Gak mikir apakah aku tersinggung apa gak, apakah aku bakalan terusik dgn ucapannya apa nggak. Dia udah kehilangan etika berbicara kalau ngomong sama aku. Mudah2an sih cuma sama aku aja sih dia kek gitu. Tapi aku kok gak yakin ya? Haha

Oke, lanjut ke poin di atas. Kenapa bisa aku sedikit terusik dgn ucapannya di atas? Sebenarnya ya aku sih ngerasa tulisanku emang gak bagus. Tulisan isinya sampah semua. Lol. Tapi karena dia bilang paling2 tulisanku gak sebagus dulu, aku jadi agak ge-er juga, berarti tulisanku dulunya buat dia bagus. Berarti dia dulu suka caraku bercerita (tersenyum bangga 😄). Tapi efek dari bilang kek gitu aku jadi lihat2 arsip tulisanku, mencoba mengukur perbedaan tulisan beberapa tahun lalu dengan tulisan yg beberapa hari lalu aku posting di blog ini. Sialnya pada awal aku nulis blog ini, itu sudah melewati masa menjalin hubungan dengannya. Tulisanku ttgnya ada di Facebook. Dan sayangnya akun Facebookku sudah lama menjadi almarhumah. Si empunya kehilangan akses untuk masuk ke fb. Udah gak bisa diziarahi lagi tulisan2 yg ada di akun itu. Syedih. Jadilah awal cerita di blog ini adalah tentang lelaki lain. Lol (Habis ini akunya di unfriend oleh mereka,  eh apa mending aku dahului mereka ya 😂)

Terus kesimpulannya apa? Nggak ada. Hahaha. Karena gak berhasil nemuin arsip tulisan jaman dulu waktu bareng dia, jadinya gak ada kesimpulan. Tulisanku dari dulu hingga kini bagus2 aja sih menurutku (ini sih akunya narsis parah, haha). Tapi ya yang namanya proses kreatif menulis itu kan naik turun, berkembang gitu, jadi ya setiap tulisan punya esensi dan cerita masing2, tergantung pembaca sih menilainya dari sudut mana. Tapi menurutku pribadi akunya males kalau tulisanku dinyinyirin. Dikira enak apa2 yg kita kerjakan dinyinyirin orang? Lah orang yg nyinyirin itu udah kasih kontribusi apa buat pemolesan karya tulisku? (alamak, bahasanya!) Nih ya aku kasih tahu, yang namanya penulis amatir kayak aku gini gak usah dinyinyirin karena emang ini tulisan cm cerita, belum ke ranah fiksi. Jadi gak usah prematur juga mengkritik ini itu. Harusnya disupprot terus biar rajin cerita, pembebasan jiwa lah. Biar balance antara rasa dan jiwanya. Biar gak gila. Syukur2 kalau berhasil bikin tulisan di blog dikasih coklat 1 kg sebagai award. Kan biar penulisnya semangat nulis sampah terus. Ala biasa karena biasa, men! Semuanya proses. Jadi better orang kayak aku gini didukung terus, disayangin, dinikahin. Eh?? 😄

Saturday, January 21, 2017

Cerita di Malam Minggu

"I love reading. I just hate having so many books to read and yet never having enough time to read them."

Kali ini ngebahas quote lagi. Hehe. Saya termasuk orang yang gemar membaca, dulunya. Kenapa saya bilang dulu? Karena kini intensitas saya pacaran sama buku jauh berkurang. Biasanya saya gemar mampir ke tokobuku, bawa sesuatu darisana, lalu membacanya beberapa waktu kemudian. Jangan kira 'beberapa waktu' disini dalam waktu yg relatif dekat dari tanggal dan waktu ketika saya membeli buku tersebut. Kenyataannya saya membaca sesuai mood saya. Seselonya (sesuai waktu selapangnya) saya.

Dulu, ketika saya masih hobi2nya membaca saya seringkali menimbun buku. Jadi saya sering mampir ke tokobuku dan membeli beberapa buku, lalu sesampainya di rumah mereka (buku2) tidak langsung dibaca. Disimpen dulu di rak buku, plastiknya aja gak langsung dibuka, ya asli diabaikan gitu aja. Mungkin kalau mereka bisa teriak mereka gak terima kali diperlakukan begitu. Haha. Mereka saya baca benar2 tergantung mood dan minat baca saya. Tergantung waktu lapangnya saya juga. Sebenarnya ya waktu lapang itu hanya alibi, kalau memang prioritas ya kapan aja bisa dikedepankan, ya kan? Ibarat PR waktu sekolah dulu, mau kegiatan kita seabrek pun tetap harus ngelirik PR sekolah. Tapi mungkin itulah yg membedakan PR dengan kegiatan baca tulis, PR menjadi mendekati wajib untuk dikerjakan sementara kegiatan baca tulis tidak. Mereka hanya utk mengisi waktu luang. Mereka hanya sebagai pleasure dan entertainment. Dengan kegiatan yang seperti inilah yang menyebabkan buku2 saya banyak sekali yang belum terbaca padahal mereka sudah lama sekali halal menjadi milik saya. Buku2 semenjak 1 atau 2 tahun yang lalu saya beli, atau barangkali 3 atau 4 tahun yg lalu masih ada loh yg belum saya sentuh, belum saya pacari, belum saya baca dan akrabi. Semoga saya tidak termasuk orang mendzolimi mereka. Amiin.

Akhir2 ini kegemaran saya dalam membaca jauh berkurang, saya tak tahu mengapa. Saya jarang berkunjung ke tokobuku, konon pula beli ya kan, mampir aja gak pernah? :(
Saya menjadi tidak terlalu hobi berbelanja buku. Biasanya ketika event tahun baru, minggu pertama awal tahun salah satu bookstore di Yogyakarta kerap mengadakan diskon special awal tahun. Gak tanggung2, all items men! Semua buku apapun yg ada di bookstore itu dibandrol promo diskon lumayan gede 30%. biasanya sih pada hari2 biasa hanya 10-15 %, tapi rata2nya 10%, gak heran pada event special awal tahun menjadi promo yg dinanti2 penikmat buku. Dulu saya sangat excited dgn promo ini. Gak jarang juga jd rajin menabung beberapa bulan sebelum hari H untuk kemudian pada hari H siap2 membobol tabungan. Pada event kayak gini suka khilaf sayanya. Belanja lumayan banyak cm krn promo, bacanya kapan? Entar2 deh, yang penting punya dulu. Gak jarang juga kebablasan gak dibaca sampai tahun berikutnya. Haha. Inilah yang dinamakan penimbun buku. 😄

Tapi semenjak mood baca saya berkurang, tahun ini menjadi tahun pertama saya tidak ikut serta pada event promo di atas. Dan seriously saya gak merasa menyesal. Saya gak lagi menggebu2 buat bolak-balik ke tokobuku untuk sekedar lihat2 atau searching buku tertentu. Sepertinya memang ada yang salah dengan saya ya? Jawabannya iya, tapi mungkin juga nggak. Saya sekarang lebih rileks mengenai buku. Gak cuma buku sih sebenarnya, dalam hal musik juga. Biasanya saya selalu 'maksain' untuk nonton konser musik musisi favorite saya. Tapi sebenarnya nggak juga sih, dari dulu memang agak membatasi. Kalau sekiranya jarak dari rumah menuju venue konser itu jauh dan sepi jalanannya, atau kalau venue nya di lapangan terbuka, saya pilih gak nonton. Apalagi kalau gak ada temen buat nonton barengnya, mending stay saved aja deh di-kosan. Saya kasih sampel. Bulan depan musisi favorite saya ada jadwal manggung, dan itu di kota. Di tempat yg representatif buat nonton konser, jarak rumah - venue gak jauh, gak terlalu sepi juga, namun saya agaknya pilih gak nonton. Gak tahu ya? Saya kok rasanya udah mendekati "males" untuk mengakrabi hobi2 saya dulu. Seperti ada yg menggerakkan, seperti ada yg berbisik itu tidak lagi menjadi prioritas saya. Prioritas saya kini hanya ingin segera menjadi Ibu, ehhh?? *kecolongan*

Sebenarnya saya gak nyesel karena mulai meninggalkan konser musik, yg agak saya sesalin ya hobi baca tulis saya ini. Saya merasakan banyak sekali manfaat membaca buku, sebab saya percaya buku itu gudang ilmu. Pepatah juga bilang bahwa buku adalah jendela dunia. Kita bisa mengetahui cakrawala dunia tanpa harus kita menetap disana, kita bisa mengetahui apa saja mengenai semesta dengan membaca. Yang terpenting manfaat membaca bagi saya adalah kita jadi bisa mengukur "kepekaan rasa" kita. Kita jd mengenali diri sendiri dan lebih mengakrabi semesta. Manfaat inilah yang tidak ingin saya hilangkan dari diri saya. Semoga semua ini kan cepat berlalu, semoga semua ini hanyalah persinggahan sementara bagiku... (revisi lirik musisi saya nih, hehe)

Jadi sebenarnya saya ingin sekali punya mood untuk bermesraan dengan pacar2 (baca: buku2) saya. Saya gak ingin mengabaikan mereka lebih lama lagi, saya ingin kembali merasakan jatuh cinta kepada buku. Semoga mereka bisa membimbing saya kembali...



Friday, January 20, 2017

Ceracau Aliran tanpa Hambatan

"Kalau airnya ngalir, enak ya?". Itu adalah pertanyaan teman saya mengenai wastafel yang mampet di sekolah saya. Biasanya wastafel itu kita pakai untuk mencuci tangan ketika hendak makan atau setelah melakukan kegiatan, atau kapanpun ketika kita ingin mencuci tangan. Airnya mengalir ke pembuangan tanpa terhambat. Tapi kini saat wastafel yg biasanya digunakan sehari-hari mampet, akhirnya untuk sementara waktu tidak bisa digunakan. Terpaksa berjalan agak jauh, pindah ke wastafel lain.

Dari satu pertanyaan itu imaji saya terbang jauh. Ada yang tetiba berbisik dalam diri saya "kalau amal jariyahnya banyak enak ya, besok kalau sudah meninggal masih bisa mengalir ke kita terus pahalanya." Kadang2 saya suka heran dengan alam pikiran saya sendiri, tak ada yg benar2 bisa saya pahami. Meskipun ianya milik saya. Ia suka melompat kesana-kemari. Dari yang mulanya selentingan pertanyaan kecil membawa saya berpikir jauh. Alam imaji saya seringkali tak terkendali. Tapi ya saya bersyukur dengan apapun yg sudah Allah berikan ke saya, termasuk alam pikiran yang absurd ini.

Saya bersyukur dengan analogi pemikiran saya yg seringkali tak terduga. Seperti contoh diatas misalnya. Jujur saja, saya takjub dengan pemikiran yg demikian. Saya semacam diingatkan untuk selalu berbuat baik dan beramal sholih, bershodaqoh amal jariyah kepada siapa saja semampu saya. Sebab pada akhirnya amal2 itulah yang akan menolong dan meringankan hukuman dan dosa2 saya kelak di akhirat sana.

Karena alam akhirat itu ghoib namun pasti adanya, saya suka ngeri ngebayangin besok di akhirat itu gimana. Semua serba rahasia. Kita diperlakukan sebagaimana perlakuan kita di dunia. Ada Allah sebagai hakim tertinggi. Punya semua catatan dan bukti amalan dan dosa2 kita tanpa pernah kita bisa sembunyi darinya, mudah2an kelak kita mendapat ampunanNya. Amiin. Bye the way, ngomongin akhiratnya udahan ya, ngeri sendiri saya jadinya. Karena sebelum ke akhirat, kita harus mampir ke alam barzah dulu. Menunggu Qiamat datang dengan menanggung siksa kubur yang panjang. Entah sampai kapan waktunya kita dibangkitkan Tuhan.

Nah, sekarang kiita tarik benang merahnya. Kembali ke amal jariyah tadi. Kalau amalan2 kita banyak dan bermanfaat bagi banyak orang, amalan2 itu terus mengalir meskipun ruh telah terpisah dari raga. Selagi kita menanti hari kebangkitan yang entah kapan datangnya, kita mampir di alam barzah dulu. Kalau amalan2 kita banyak dan terus mengalir, banyak orang yg mendo'akan dan memanfaatkan amalan jariyah kita, kita bisa panen kebaikan di alam lain. Syukur2 berakibat siksa kubur kita diringankan atau malah dihapuskan. Apalagi jika amalan2 itu mjd pemberat timbangan amal kita di yaumul hisab, kan lumayan nambah2 amal, jadinya jarak tempuh dan waktu di surga atau neraka lebih pendek. Sebenarnya ada 3 hal yang tak terputus ke kita, masih bisa kita rasakan manfaatnya meskipun kita telah tiada lagi di dunia. Apa itu? 1. Anak yang sholih 2. Ilmu yang bermanfaat 3. Amal jariyah. Saya takut salah kalau ketiganya ntar saya jabarin, jadi end clear closed aja ya..
(Kenapa tetiba saya jadi tausyiah ya? Haha. Maafkan)

Jadi intinya saya cuma mau bilang, kepekaan rasa itu perlu diasah. Ia tak datang tiba2. Ia datang dengan perjalanan juga. Awalnya harus kita undang, tapi setelah ia datang bagaimana perlakuan kita terhadapnya? Biasa aja? Menolak dan menyangkalnya, atau 'berkenalan' lebih jauh lagi kepadanya? Semua keputusan ada di tangan kita sendiri. Mau disikapi bagaimanapun itu mutlak pilihan kita. Seperti pemikiran ini misalnya, sebenarnya ini adalah pemikiran saya sekitaran 2 bulan yg lalu, tapi kenapa baru saya tuliskan sekarang? Saya gak tahu. Setelah berbulan2 saya abaikan, ia kini memanggil saya lagi. Mungkin ia tak ingin diabaikan oleh saya. Hehe. Jadi sebenarnya tak ada yang acak pada pemikiran kita, semua adalah 'panggilan' buat kita. Sama halnya seperti panggilan adzan. Ia memanggil2 bukan hanya utk didengarkan, tapi agar kita bersegera meninggalkan kegiatan duniawi dan segera mendirikan sholat, meraih kemenangan. (Maafkan jadi tausyiah lagi). Seperti itulah panggilan kita, ia memanggil2 agar kita merespon dan melakukan sesuatu. Semoga saja kita bisa lebih peka. ^^



Thursday, January 19, 2017

I Won Myself

Naluri malam Jum'atnya lagi "keluar" harap maafkeun kalau ngomongnya ngelantur. 😁

"If your ex blocks you, you won".
👆
First time I read it, I laughed out loud. Because what? Because I had a kind-hearted ex, but I did it to my special ex. I did what? I blocked him from all social media accounts. I blocked him from my life. But, did I loose? No, I won. I won to fight myself to remember him, to pass away everything about him. Yeay! 🎉🎉🎉

Menjalin hubungan baik dengan masa lalu kita itu ibarat mengenali diri sendiri. Mengenali kekuatan yang kita punya. Ada memang hal2 yg perlu dan harus diingat dan dikenang, seperti wejangan norma2 kehidupan dari orang tua kita misalnya, namun disisi lain ada pula hal2 yg sengaja harus kita lupakan, ya misalnya perkara ex ini. Haha. Buatku masalah block menge-block ini bukan masalah menang kalah, tetapi lebih kepada melanjutkan hidup (lalu mengalunlah lagu Lanjutkan Hidupmu oleh Jikustik 😁). Kenapa begitu? Ya karena saya sadar, fase kehidupan saya dengannya hanya sampai di titik itu. Harus terhenti dan tidak mungkin dipaksakan untuk diteruskan. Seperti lembaran pada sebuah buku, ceritanya telah usai hingga halaman terakhir, tidak ada kelanjutan cerita karena penulis telah menamatkannya. Untuk melanjutkan cerita, kita hanya butuh lembaran baru, buku baru, orang baru. Eloknya dalam kisah kehidupan kita, penulisnya adalah Allah SWT. Dzat yang Maha Segala. Dia yang paling tahu apa2 yg terbaik buat kita. Sebagai hamba kita hanya perlu bersabar dengan cara kerja-Nya. Karena sesungguhnya dialah sebaik-baik Perencana.

Kembali ke masalah blok-memblok. Saya sedikitpun tidak merasa kalah karena telah memblok semua akunnya. I did unfriend, delete contact, unshared toward him. Honestly I'm free after did it. Alur hidup saya udah gak perlu lagi buat dia ketahui, begitupun sebaliknya. Gak penting lagi buat saya dia mau ngapain atau mau posting apapun karena ya itu tadi, kehidupan kita tdk lagi beririsan. Yang tadinya saling butuh kabar, ketika tdk lagi bersama kembali menjadi asing. Totally. Buatku memang lebih baik ga ada kontak sama sekali. Bukan karena masih nyeri, tapi lebih kepada penerimaan diri. Biar sama2 bisa melanjutkan hidup masing2. Gak saling mengetahui kan jadinya gak saling kepingin tahu detil lebih jauh. Biar kalau mau posting apa2 gak harus dikomentari. Kalau mau posting gebetan juga gak perlu jaga hati. Lol

Hal lain yang lebih penting dari sekedar penerimaan diri adalah menjaga hati. Kali ini tidak menjaga hati ex kita, tapi menjaga hati calon pasangan kita. Pasangan kita kan juga punya hati, nah hatinya itu yg kini harus dijaga. Yang namanya hati laki2 sekuat apa juga tetap aja bisa patah. Salah satu kekuatan  lelaki itu runtuh karena wanita. Masa iya sih kita tega biarin pasangan kita yg baru hatinya patah? Ntar yg repot siapa? Ntar yg nyembuhin siapa? Ya kita juga. Jd better kita ga bersinggungan lagi dengan masalalu (ex), kesian ntar dianya senewen, gak bisa tidur, camberuan, ujung2nya jd nyinyir dan curigaan sama kita. Gak mau kan? Intinya kalau mau membangun hubungan baru jangan lagi ada sisa apapun dari orang masalalu kita. Buat saya sih gak nyaman. Saya pun gak mau diperlakukan demikian. Nah, sebenarnya rumus paling sederhana dalam kehidupan adalah "jika kamu tak ingin diperlakukan seperti yg tidak kamu mau, ya jangan memperlakukan orang lain seperti itu". Intinya hidup itu timbal balik. Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Begitupun sebaliknya.

Enyiwei, saya cuma ngeblok satu ex saya. Gak semua ex saya blok. Saya juga ada yg masih temenan sm ex di akun media sosial. Belum sampai pada tahap blok-memblok. (cuma belum aja nih, haha). Sejauh ini mereka masih dlm tahap normal, sesekali masih berkabar, kita juga gak ada dendam, dan udah gak punya rasa apa2, kadang2 kepo juga dgn urusan asmara masing2. Masih bisa dikatakan harmoni lah, masih bersilaturrahim dengan cara baik meskipun sudah beda frame. Nah, tetiba ada pertanyaan yg mengusik "lah terus apa yg membedakan masih bisa berhubungan dengan mantan atau tidak?". Hmm, mungkin kadar cintanya. Kadar cinta yg seperti apa? Ya gitu deh.

Tapi ya gak cuma sm mantan aja loh hukum blok-memblok itu berlaku di saya. Sama gebetan juga. Lol. Jadi ceritanya saya pernah jatuh cinta sm seseorang, tapi ya gitu ritmenya cinta dalam diam lagi, cinta dalam do'a lagi. (saya sih emang pecinta yg payah, gak berani jatuh cinta terang2an). Beberapa bulan kalau gak mau dibilang setahun, saya bisa menikmati kisahnya dari jauh. Awalnya sih fine2 aja tau aktivitas dan keberadaannya, tapi lama2 nyesek juga. Bobol juga pertahanan saya. Belajar dr yg kemarin gak boleh jatuh cinta diam2 lagi dlm waktu yg relatif lama, jdnya ambil short cut. Maka menarilah jari tekan tombol removed friend, delete contact, unfriend, unshared, and unfollow. Meskipun setelah itu sesal datang kemudian. Cerita ke temen adanya cuma diketawain. Syedih, teman macam apa dia ya? Haha.

Tapi ya itu, saya sadar bahwa setiap pilihan punya konsekuensi. Adalah kita yg memutuskan pilihan maka kita harus berani menanggung segala akibatnya. Kadang2 kita perlu pura2 tangguh untuk mengundang ketangguhan itu pd kita. Saya orangnya gitu. Saya sering ngomong sm cermin, ngomong sama diri saya sendiri agar diberikan kekuatan dan kemudahan dlm menghadapi warna-warni rasa, saya kenali diri saya dengan monolog supaya jiwa saya tau dia punya raga yg sejalan rasanya. Bahwa segala yg ada didalam diri saya harmoni adanya. Jiwa dan raga menanggungnya bersama.

Sekian.